Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanganan Masalah Asuransi Dapat Berkaca dari Solusi Jiwasraya

Langkah OJK dalam menyelesaikan permasalahan di Jiwasraya dapat diadopsi untuk mengatasi masalah pada asuransi lain.
Warga melintasi logo Asuransi Jiwasraya di Jakarta, Senin (5/10/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melintasi logo Asuransi Jiwasraya di Jakarta, Senin (5/10/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Penanganan kasus Asuransi Jiwasraya dinilai dapat diduplikasi dan diterapkan dalam mengatasi permasalahan di asuransi milik negara. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cukup berhasil dalam menangani salah satu skandal kasus keuangan terbesar di Tanah Air itu. 

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan penyelesaian Jiwasraya adalah upaya win-win yang coba diselesaikan pemegang saham mayoritas, yaitu pemerintah. 

“Dengan adanya IFG Life maka penyelesaian Jiwasraya dalam jangka panjang diharapkan dapat tuntas,” kata Toto kepada Bisnis, Senin (6/2/2023). 

Penyelesaian serupa, menurutnya, dapat diadopsi dalam kasus Asuransi Asabri  yang juga milik negara. Recovery rate dari kerugian Asabri, pendapat Toto, relatif bagus sehingga dapat dikembalikan dengan cukup baik.

Penyelesaian kasus Asabri dengan skema penyelesaian Jiwasraya akan membuat biaya yang dikeluarkan lebih terjangkau.  

“Kalaupun perlu skema penyelesaian  seperti Jiwasraya mungkin ongkosnya relatif lebih dapat dikendalikan,” kata Toto. 

Toto mengatakan sejumlah kasus yang terjadi pada industri asuransi menandakan masih ada celah yang perlu diperbaiki dalam hal pengawasan oleh OJK. 

Untuk menutup celah di industri jasa keuangan nonbank itu, Toto menyarankan agar OJK meningkatkan sisi pengawasan, baik dari sisi kualitas pengawasan ataupun dari eksekusi pengawasan. 

“Dari sisi prosedur pengawasan (SOP)  OJK relatif sudah baik,” kata Toto.  

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan industri jasa keuangan seperti asuransi, pinjaman online [pinjol], invetasi, tur Haji dan Umroh perlu mendapat pengawasan yang lebih baik dan detail dari OJK. 

Jokowi menyebutkan bahwa OJK harus bekerja secara mikro, bukan hanya makro saja. Hal tersebut untuk menghindari masalah seperti halnya masalah industri asuransi yang tidak kunjung selesai. 

“Saya minta untuk betul-betul urusan asuransi, utamanya pinjaman online, investasi dilihat betul. Jangan sampai kejadian-kejadian yang sudah-sudah, Asabri, Jiwasraya, Rp17 triliun, Rp23 triliun. Ada lagi Indosurya, ada lagi Wanaartha,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper