Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mega Tbk. (MEGA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp2,83 triliun. atau 70 persen dari total laba bersih tahun buku 2022. Agenda aksi korporasi tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham.
Sebagai informasi, MEGA mencatatkan laba bersih sebesar Rp4 triliun sepanjang tahun lalu. Selain dialokasikan untuk pembagian dividen, laba bersih perseroan juga akan dialokasikan untuk dana cadangan dan saldo laba.
Lebih rinci, Corporate Secretary Bank Mega Christiana Maria Damanik dalam keterangannya mengungkapkan, RUPST menyetujui pembagian dividen tunai kepada pemegang saham sebesar 69,9 persen dari laba bersih 2022 atau senilai Rp2,83 triliun.
Kemudian, Rp77,6 juta akan ditempatkan sebagai dana cadangan perserian guna memenuhi ketentuan pasal 70 UUPT.
"Sisanya sebesar Rp1,21 triliun akan dibukukan sebagai saldo laba," jelasnya, dikutip Kamis (2/3/2023).
Nantinya, tata cara dan jadwal pembagian dividen tunai akan ditetapkan kemudian. Perseroan menambahkan catatan, pembayaran atas dividen tunai tersebut juga akan dipotong pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Baca Juga
Adapun, keputusan tersebut telah disetujui oleh 10,95 miliar saham dari 11,43 miliar saham yang menghadiri agenda RUPST tersebut. Kemudian perseroan juga mencatat 479,35 juta saham abstain.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menjelaskan bahwa pihaknya juga menargetkan laba akan tumbuh dua digit pada tahun ini.
"Profit after tax [laba setelah pajak] ditargetkan pada 2023 sebesar Rp4,46 triliun," Jelasnya dalam agenda paparan publik minggu lalu.
Target laba itu lebih tinggi dari capaian laba bersih Bank Mega pada 2022 sebesar Rp4,05. Artinya, perusahaan menargetkan pertumbuhan laba bersih tumbuh 10,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kostaman sendiri mengatakan Bank Mega mempunyai sejumlah cara dalam mendorong capaian labanya itu. Bank Mega misalnya mendongkrak kenaikan net interest income. Pada 2022, net interest income tumbuh 21,24 persen yoy menjadi Rp5,87 triliun.
Kedua, Bank Mega menahan biaya dengan efisiensi. Salah satu cara efisiensi yang dilakukan oleh Bank Mega adalah dengan otomasi pada sejumlah operasional bisnis. "Saat ini 79 persen dari proses bisnis telah diotomasi," pungkasnya.