Bisnis.com, JAKARTA — First Republic Bank hampir saja bangkrut dan masuk ke lubang yang sama dengan Silicon Valley Bank (SVB).
Namun, aksi penyelamatan dilakukan setelah bank tersebut mendapat suntikan dana dari The Fed dan JP Morgan Cs.
Profil First Republic Bank
Mengutip dari Bloomberg, First Republic Bank dan anak perusahaannya menyediakan perbankan swasta, perbankan bisnis swasta, dan manajemen kekayaan swasta di A.S.
Berdiri pada 1985 oleh Jim Herbert, First Republic berhasil berkembang dari 10 orang pegawai, hingga kini memiliki lebih dari 5.000 kolega dengan 80 kantor cabang di tujuh negara.
Jim Herbert sendiri menjabat sebagai CEO sejak bank didirikan hingga saat ini.
Dirinya juga sempat menjabat sebagai anggota Distrik Kedua Belas Federal Reserve dari Dewan Penasihat Federal dari 2018 hingga 2020 dan juga merupakan anggota Dewan Penasihat Pengembangan Masyarakat Departemen Keuangan AS.
Melansir dari halaman resmi perusahan, awalnya First Republic hanya bank kecil dengan nilai perusahaan US$8,8 juta.
Pada usia ke-35 atau pada 2020, First Republic telah menjadi bank AS terbesar ke-14 dengan nilai perusahaan lebih dari US$19 miliar.
Pencapaian ini merupakan rekor pertumbuhan total nilai perusahaan sebesar 25 persen per tahun selama 35 tahun.
Pekan lalu, para nasabah First Republic khawatir kejadian yang menimpa SVB akan terjadi pada First Republic.
Sebagaimana diketahui, Silicon Valley Bank kolaps dalam 48 jam karena kekurangan modal seiring dengan kejatuhan harga sahamnya.
Pasalnya harga saham First Republic Bank sempat tergerus 52 persen pada awal perdagangan waktu setempat Jumat (10/3/2023), atau saat SVB bangkrut.
Manajemen First Republic Bank memastikan bahwa likuiditas dan simpanan mereka berada pada level yang terjaga.
Meski demikian, banyak nasabahnya tetap merasa khawatir dan berbondong-bondong menarik dana simpanannya.