Bisnis.com, JAKARTA - First Republic Bank (FRC.N) hingga saat ini dilaporkan belum mendapatkan suntikan dana dari pemberi pinjaman regional. Berkenaan dengan hal tersebut, manajemen First Republic berencana memangkas sejumlah portofolio usahanya.
Melansir Reuters, sejumlah perbankan swasta Amerika Serikat dikabarkan enggan memberikan suntikan modal karena khawatir akan merugi di tengah-tengah kenaikan suku bunga agresif yang ditetapkan The Fed.
Dalam pemberitaan terbaru, hingga Selasa (21/3/2023) waktu setempat, manajemen First Republic sedang mengkaji rencana menjual sejumlah aset yang dimiliki perseroan termasuk hendak menjual portofolio kredit perseroan.
Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa pemerintah AS dan para petinggi Wall Street sedang menggalang dukungan untuk membantu mengatasi masalah permodalan First Republic Bank, yang hingga saat ini belum menemukan titik terang.
Adapun, mekanisme yang rencananya akan digunakan pemerintah AS untuk menyambung nafas First Republic tersebut di antaranya dengan mengambil alih aset yang dinilai telah mengikis neraca keuangan bank.
Hingga saat ini First Republic masih menolak untuk memberikan komentar secara lebih lanjut. Hanya saja, Reuters mengabarkan bahwa dalam sepenggal pesan singkat yang dikirimkan First Republic kepada kliennya, pihak bank meyakinkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang baik untuk terus mengelola aktivitas deposito.
Baca Juga
Sejalan dengan kemelut yang kembali memberuak tersebut, saham First Republic anjlok 9 persen pada penutupan perdagangan Selasa (21/3/2023).
Beberapa investor mengaitkan potensi intervensi pemerintah dengan pengambilalihan regulasi yang terjadi setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank bulan ini dan mengakibatkan hilangnya para pemegang saham mereka.
"Orang-orang khawatir, jika pemerintah turun tangan, tidak akan ada lagi yang tersisa bagi para pemegang saham," kata Dennis Dick, seorang trader di Triple D Trading.
Namun demikian, tak hanya kinerja harga saham First Republic saja yang mengalami pelemahan, sejumlah saham perbankan lainnya juga tampak mengalami tren serupa seiring dengan kabar runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).