Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia mencermati adanya tren penurunan ketertarikan generasi milenial dan gen z dalam menggunakan kartu kredit.
Adapun generasi z dan milenial merupakan orang-orang yang lahir sekitar tahun 1981–2012. Artinya saat ini sebagian besar telah memasuki usia produktif.
Head of Digital Bank UOB Indonesia TMRW Fajar Septandri Maharjaya menjelaskan, generasi milenial dan gen z cenderung lebih gemar menggunakan metode pembayaran buy now pay later (BNPL). Hal tersebut, dipengaruhi oleh dua hal utama, salah satunya para generasi milenial cenderung enggan terlilit utang.
"Mengenai kartu kredit, kita beberapa kali mengadakan focus group discussion dengan para milenial. [Alasannya] mereka salah satunya tidak mau terjerat utang," jelasnya saat ditemui di Jakarta pada Selasa (28/3/2023).
Di samping itu, proses underlying kartu kredit dinilai terlalu konvensional dan rumit bila dibandingkan dengan proses pengajuan transaksi melalui sistem pay later.
"Selain [cenderung tertarik pada] kredit tanpa agunan (KTA) sebenarnya ketika kami berdiskusi ternyata mereka saat ini tetap menggunakan loan tapi lebih ke BNPL jadi itu yg mereka pakai," tambahnya.
Baca Juga
Lebih rinci, mengacu pada materi yang dibagikan Fajar penetrasi kartu kredit pada segmen milenial cenderung kecil. Sebanyak 85 persen milenial menyatakan diri tidak terkoneksi dengan kartu kredit.
Padahal, sejumlah bank belakangan tengah kembali memupuk bisnis kartu kredit. UOB sendiri misalnya saat ini tengah dalam proses mengakuisisi consumer banking Citigroup yang dilakukan pada sektor retail khususnya pada portofolio kartu kredit.
"Sekarang progres tetap berjalan untuk integrasi baik dari segi sistem, nasabah, juga produk yang nanti kita luncurkan. Jadi ya memang sedang dalam persiapan," jelasnya.
Kendati demikian, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta menjelaskan bahwa terdapat perbedaan segmentasi antara pengguna kartu kredit dan pay later. Sehingga, meskipun perkembangan paylater berlangsung pesat, hal tersebut dinilai tidak mengganggu eksistensi bisnis kartu kredit.
"Untuk sementara ini mungkin perkembangan pay later belum menjadi penyebab penurunan transaksi kartu kredit, tetapi perkembangan pay later tetap akan menjadi amatan kami,"pungkasnya.