Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) melakukan penetrasi keuangan digital dan produk-produk lewat sejumlah saluran dalam menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Sekretaris Perusahaan Bank Raya Indonesia Ajeng Putri Hapsari mengatakan bahwa pembiayaan kepada UMKM sebagai tantangan sekaligus peluang yang masih dapat dioptimalkan.
Menurutnya, saat ini sebagian besar dari UMKM masih memiliki keterbatasan literasi keuangan, khususnya UMKM pemula. Alhasil dengan rendahnya literasi keuangan ini menyebabkan banyak dari UMKM cenderung mengakses permodalan cepat dengan risiko tinggi seperti pinjol atau pinjaman rentenir.
Hal ini dikarenakan bank memiliki prinsip-prinsip prudential banking yang memperhatikan risiko, dan penetapan suku bunga yang disesuaikan berdasarkan ketentuan dari regulator.
“Melihat peluang tersebut, kami terus melakukan penetrasi keuangan digital dan produk-produk bank Raya dengan mengoptimalkan beberapa channel. Kami juga telah berkolaborasi dengan ekosistem fintech untuk mendukung lebih banyak pelaku usaha mengakses pinjaman produktif lewat Pinang Connect,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (11/4/2023).
Dia menjelaskan bahwa Pinang Connect merupakan salah satu produk pinjaman Bank Raya untuk pelaku usaha melalui penyaluran kepada fintech atau peer-to-peer (P2P) lending.
Hingga Desember 2022, penyaluran Pinang Connect yang merupakan pinjaman kepada fintech atau meningkat sebesar 45,80 persen menjadi Rp414,16 miliar. Melihat kondisi tersebut, emiten bank dengan kode AGRO akan terus membuka potensi kolaborasi strategis dengan ekosistem fintech terbaik di Indonesia.
Sebagai bagian dari BRI Group, Bank Raya juga membantu lebih dari 21.000 Agen BRILink di seluruh Indonesia untuk mengakses produk pinjaman produktif Pinang Dana Talangan, guna menjangkau lebih banyak masyarakat mengakses produk-produk perbankan BRI dengan lebih mudah.
Hingga Desember 2022, Pinang Dana Talangan telah mendapatkan antusiasme yang baik dari Agen BRILink, dengan total disbursement sebesar Rp3,9 triliun dan total outstanding senilai Rp171,3 miliar.
“Tidak hanya fokus pada penyaluran, kami juga berkomitmen untuk terus menjaga kualitas kredit produk kredit digital kami dengan monitoring dan credit scoring yang baik agar bisnis tumbuh secara berkelanjutan,” katanya.
Upaya lainnya yang tengah dilakukan Bank Raya adalah membentuk klaster-klaster bisnis di lapangan untuk mengakses kelompok-kelompok masyarakat, termasuk UMKM. Klaster-klaster bisnis ini berperan untuk membantu literasi keuangan di masyarakat dan edukasi mengenai Bank Raya lewat sobat Bank Raya.
Mereka merupakan nasabah Bank Raya, yang membantu mengenalkan aplikasi Raya kepada masyarakat lebih luas dan belum terakses perbankan.