Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi kartu kredit sudah mulai merangkak naik setelah melorot saat pandemi Covid-19. PT Bank Mega Syariah (BMS) pun meluncurkan kartu pembiayaan berbasiskan syariah bernama Syariah Card.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan Bank Mega Syariah meluncurkan kartu pembiayaan untuk menjadi solusi kebutuhan transaksi non-tunai berbasis pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah bagi nasabahnya.
Syariah Card sendiri merupakan kartu pembiayaan yang menerapkan prinsip syariah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 54/DSN-MUI/X/2006.
Kartu pembiayaan ini tidak menerapkan bunga dalam pembebanan biayanya. Pemegang kartu hanya akan dikenakan biaya bulanan (monthly membership fee) yang nilainya sesuai limit kartu.
Yuwono mengatakan peluncuran kartu pembiayaan ini juga dilakukan sebagai strategi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank Mega Syariah ke depan yang akan fokus di segmen retail. Bank Mega Syariah sendiri menargetkan untuk menerbitkan 1 juta kartu pembiayaan ini dalam kurun waktu 10 tahun.
"Kita juga punya harapan target eksisting dari customer, 25 ribu kartu tahun ini," ujar Yuwono dalam acara Soft Launching Syariah Card pada Jumat (14/4/2023).
Baca Juga
Untuk mencapai target tersebut, Bank Mega Syariah menyiapkan sejumlah strategi. Bank Mega Syariah misalnya memanfaatkan teknologi serta jaringan dari Visa.
Dalam meluncurkan kartu pembiayaannya, Bank Mega Syariah memang bermitra dengan Visa. Syariah Card kemudian dapat digunakan di seluruh merchant dalam dan luar negeri yang berlogo Visa.
Dengan begitu, Bank Mega Syariah berharap kartu pembiayaannya mampu mendukung kebutuhan masyarakat yang berorientasi gaya hidup syariah, termasuk dari segmen pasar generasi Z dan milenial, terutama kalangan yang kerap melakukan perjalanan wisata religi atau wisata halal ke luar negeri.
Kartu pembiayaan dari Bank Mega Syariah juga memiliki fitur cashback hingga Rp1 juta untuk transaksi di Arab Saudi, Turki, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Terdapat juga fitur easy shodaqoh untuk memenuhi kebutuhan sedekah melalui autodebet rutin setiap bulannya ke lembaga zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang bekerja sama dengan Bank Mega Syariah. Kemudian, kartu pembiayaan dari Bank Mega Syariah ini mempunyai fitur easy point dengan adanya reward point.
Selain itu, terdapat fitur contactless yang melekat pada kartu guna mempercepat transaksi ke perangkat electronic data capture (EDC).
Strategi lainnya, Bank Mega Syariah mengandalkan ekosistem induk, yakni CT Corp.
"Kebetulan kita masuk di CT Corp yang mempunyai ekosistem cukup besar di pasar," ujar Yuwono.
Upaya Bank Mega Syariah dalam meluncurkan kartu pembiayaan ini seiring dengan perkembangan pasar kartu kredit yang sudah mulai merangkak naik.
Berdasarkan statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia, transaksi kartu kredit di perbankan memang sempat merosot gara-gara pandemi Covid-19.
Nilai transaksi kartu kredit pada 2020 atau pada awal pandemi merosot 30,28 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp238,90 triliun.
Namun, seiring pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, secara perlahan transaksi kartu kredit mulai merangkak naik. Pada 2022, nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp323,6 triliun, naik 32,34 persen yoy.
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman juga mengatakan dalam studi Visa bertajuk Consumer Payment Attitudes terbaru, 80 persen dari 1.000 responden di Indonesia menjadikan kartu kredit sebagai pilihan pembayarannya. Responden memilih kartu kredit karena keamanan, kecepatan, dan kenyamanan.