Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan berdasarkan hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) terindikasi akan melambat hingga akhir 2023.
Responden memperkirakan outstanding kredit hingga akhir 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,4 persen secara tahunan. Namun demikian, pertumbuhan tersebut melambat jika dibandingkan dengan capaian pada 2022 sebesar 11,4 persen secara tahunan.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa optimisme tersebut didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.
“Walaupun tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4 persen, namun lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2 persen,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (26/4/2023).
Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2023 diperkirakan masih tinggi, tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2023 yang tercatat positif sebesar 92 persen, lebih tinggi dibandingkan SBT 82,1 persenpada tahun sebelumnya.
Pada kuartal I/2023, BI mencatat nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kredit baru tercatat sebesar 63,7 persen, mengindikasikan pertumbuhan penyaluran kredit baru melambat dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga
Tercatat, SBT permintaan kredit baru pada kuartal IV/2022 adalah sebesar 86,3 persen. “Penyaluran kredit baru yang melambat pada kuartal I tersebut sesuai dengan pola historisnya,” kata Erwin.
Pada kuartal II/2023, penyaluran kredit baru diperkirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 99,7 persen.
Di sisi lain, penghimpunan DPK pada kuartal II/2023 diperkirakan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, tercermin dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 47,6 persen, lebih tinggi dibandingkan 31,3 persen pada kuartal sebelumnya.