Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren BI Rate Naik Tinggi, Bank BJB (BJBR) Cari Sumber Cuan Lain

Bank BJB mengoptimalkan bisnis berbasis fee based income, ekosistem digital, hingga wealth management guna mendongkrak kinerja laba.
Nasabah melakukan transaksi menggunakan ATM Bank BJB di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/7/2022)./Bisnis - Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi menggunakan ATM Bank BJB di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/7/2022)./Bisnis - Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB mengungkapkan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak pertengahan tahun lalu menjadi tantangan dalam mendongkrak kinerja. 

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan dampak kenaikan suku bunga acuan BI dirasakan oleh perbankan, terutama terhadap biaya dana atau cost of fund.

Sejak pertengahan tahun lalu atau per Agustus 2022, telah terjadi kenaikan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps). BI kemudian menahan suku bunga acuannya hingga saat ini di level 5,75 persen.

Di tengah tren suku bunga acuan BI yang tinggi itu, Bank BJB sendiri mencatatkan penyusutan laba bersih 37 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp Rp357,78 miliar pada kuartal I/2023.

Penurunan laba tersebut salah satunya didorong oleh penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank yang terkoreksi 17 persen menjadi Rp1,55 triliun dari posisi sebelumnya Rp1,88 triliun.

Bank mencatatkan peningkatan beban bunga yang menebal 48 persen menjadi Rp1,63 triliun. Sementara pendapatan bunga hanya tumbuh tipis sebesar 7 persen menjadi Rp3,19 triliun. BJBR juga mencatatkan penurunan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) 98 bps menjadi 4,77 persen.

Dengan kondisi tersebut, menurut Yuddy bank perlu mencari alternatif pendulang pendapatan lainnya, salah satunya pendapatan non bunga.

"Perseroan fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi, dan wealth management," kata Yuddy dalam keterangan tertulis pada Rabu (3/5/2023).

Gencarnya Bank BJB dalam mendongkrak pendapatan alternatif itu terlihat dari pertumbuhan fee based income 26 persen yoy menjadi Rp304,73 miliar pada kuartal I/2023.

Selain mencari pendapatan lain, Bank BJB juga terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang terkontrol, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.

Tercatat, rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) Bank BJB mencapai 86,01 persen pada kuartal I/2023.

Bank telah menyalurkan kredit Rp108,37 triliun, naik 10 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni Rp98,25 triliun.

Sementara itu, himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank tercatat naik tipis menjadi Rp121,01 triliun dari posisi sebelumnya Rp120,57 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh tabungan yang meningkat 6 persen menjadi Rp23,81 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper