Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB mencatatkan laba bersih perseroan sepanjang tiga bulan pertama 2023 susut 37 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp357,78 miliar dari Rp569,78 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan dalam Harian Bisnis Indonesia, Jumat (28/4/2023), penurunan laba tersebut salah satunya didorong oleh penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank yang terkoreksi 17 persen menjadi Rp1,55 triliun dari posisi sebelumnya Rp1,88 triliun.
Penurunan tersebut dikarenakan bank mencatatkan peningkatan beban bunga yang menebal 48 persen menjadi Rp1,63 triliun. Sementara pendapatan bunga hanya tumbuh tipis sebesar 7 persen menjadi Rp3,19 triliun.
Kemudian, Bank BJB juga mencatatkan beban prmomosi melonjak 50 persen menjadi Rp128,73 miliar dari Rp85,78 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, hingga Maret 2023 Bank BJB mencatatkan penyusutan angka kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 45 persen yoy menjadi Rp82,57 miliar per 31 Maret 2022.
Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income bank berkode emiten BJBR ini naik 26 persen yoy menjadi Rp304,73 miliar pada kuartal I/2023.
Baca Juga
Pada rasio profitabilitas, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BJBR terkoreksi 78 basis poin (bps) menjadi 1,07 persen. Sedangkan, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga merosot 854 bps menjadi 11,06 persen dari 19,6 persen pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Seiring dengan pelemahan pada sisi bottom line, BJBR membukukan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 4,77 persen hingga Maret 2023, turun 98 bps.
Dari sisi intermediasi, bank telah menyalurkan kredit Rp108,37 triliun, naik 10 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yakni Rp98,25 triliun.
Peningkatan tersebut lantas mendorong total aset bank tumbuh 4 persen menjadi Rp165,48 triliun. Sementara kualitas aset berada dalam kondisi terjaga meski mengalami peningkatan. Tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank secara gross naik tipis 2 bps menjadi 1,21 persen dan NPL net naik 19 bps menjadi 0,53 persen.
Sementara itu, himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank tercatat naik tipis menjadi Rp121,01 triliun dari posisi sebelumnya Rp120,57 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh tabungan yang meningkat 6 persen menjadi Rp23,81 triliun.