Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Mahasiswa Masih Suka Salah Paham, Asuransi Dianggap Produk Investasi & Tabungan

Temuan tersebut sebagaimana hasil survei yang bertajuk IFG Progress Insurance Literacy Survey yang dilakukan pada periode Oktober - Desember 2022
Ilustrasi asuransi/mhibroker.com
Ilustrasi asuransi/mhibroker.com

Bisnis.com, JAKARTA — IFG Progress Insurance Survey Literacy menemukan adanya kesalahpahaman mahasiswa yang menganggap bahwa asuransi merupakan produk investasi dan tabungan. Hal ini mengingat bahwa asuransi sendiri merupakan jenis produk proteksi.

Research Associate IFG Progress Nada Serpina menyampaikan bahwa temuan tersebut sebagaimana hasil survei yang bertajuk IFG Progress Insurance Literacy Survey yang dilakukan pada periode Oktober - Desember 2022.

Adapun, riset tersebut menyasar 532 responden dengan rentang usia 18-25 tahun, terdiri atas mahasiswa tingkat sarjana (S1) dan pascasarjana (S2) yang berasal dari empat universitas yang tersebar di Pulau Jawa (2 universitas), Pulau Sumatra (1 universitas), dan Pulau Nusa Tenggara dan Bali (1 universitas).

Nada menjelaskan bahwa secara keseluruhan, literasi asuransi di tingkat universitas di Indonesia tercatat moderate dengan persentase sebanyak 79 persen dari responden. Di samping itu, jika dilihat berdasarkan dimensi literasi, sebagian besar responden masih tergolong moderately literate pada dimensi understanding dan tergolong cukup low literate untuk dimensi knowledge.

“Pengetahuan asuransi di kalangan responden terpantau masih sangat rendah, terutama terkait dengan jenis-jenis produk dan manfaat dari masing-masing produk,” ujar Nada dalam IFG Mini Media Gathering di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Nada menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan sebagian besar responden tidak memiliki polis asuransi sehingga kurang memiliki informasi yang cukup terkait asuransi. 

“Jadi, konsep mahasiswa di tingkat universitas, asuransi itu masuk ke dalam bentuk tabungan atau investasi. Padahal kan hanya untuk fungsi proteksi. Ada salah paham di konsep asuransi di tingkat universitas,” ungkapnya.

Sementara itu, Head of IFG Progress Reza Y. Siregar menuturkan bahwa literasi keuangan merupakan salah satu kunci pengembangan sektor keuangan.

Reza menyampaikan bahwa hasil survei sementara menemukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat literasi asuransi yang tergolong moderately literate.

Rinciannya, tingkat pemahaman terhadap produk asuransi terutama terkait jenis-jenis produk dan manfaat masih sangat rendah, sedangkan pengetahuan terkait konsep dasar dan prinsip dasar asuransi, hak dan kewajiban pemegang polis, serta risiko memegang polis asuransi cenderung moderat.

Meski demikian, sambung Reza, sikap dan persepsi responden terhadap asuransi tergolong sangat baik, yang dapat menjadi oportunitas untuk industri dapat memanfaatkan kondisi tersebut.

“Gen Z menjadi harapan baru bagi industri asuransi ke depan, dengan catatan perlu terus melakukan upaya pengembangan literasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper