Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) telah berhasil mencetak laba Rp11,46 miliar pada 2022. Namun, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) telah memutuskan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI ini tak akan membagikan dividen.
Bank Raya berhasil meraup laba bersih pada 2022 setelah membalikan keadaan dari posisi rugi bersih Rp3,05 triliun periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba perseroan pada 2022 itu didorong oleh pendapatan dari pemulihan atas kredit yang sudah hapus buku atau recovery income Rp562,1 miliar. Bank Raya juga mencatatkan penurunan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 84,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp581,46 miliar.
Namun, Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan berdasarkan hasil RUPST hari ini (10/5/2023), laba perseroan sebesar Rp11,46 miliar digunakan sebagai retained earning atau laba ditahan. Bank Raya masih membutuhkan laba yang dihasilkan itu untuk mengembangkan bisnis dan operasional bank.
Anak usaha BRI itu memang menyiapkan sejumlah langkah-langkah pengembangan bisnis pada tahun ini. Salah satu strategi bisnis perseroan yakni bersinergi dengan induknya BRI Group.
"Pada 2023 kami gencar bersinergi dengan BRI group agar dapatkan ceruk-ceruk yang saat ini belum dilayani optimal," kata Ida Bagus Ketut Subagia dalam konferensi pers RUPST Bank Raya pada Rabu (10/5/2023).
Baca Juga
Perseroan juga akan membidik perluasan produk dan perluasan ekosistem yang terintegrasi dalam satu aplikasi agar bisa meraup lebih banyak nasabah. "Kami juga memperluas produk digital dengan infrastruktur layanan berkelanjutan dan menguntungkan," ujarnya.
Meski begitu, pada awal tahun ini atau kuartal I/2023, Bank Raya mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. Perseroan membukukan laba bersih Rp4,37 miliar, menyusut 90,83 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp47,71 miliar.
Dari sisi intermediasi, emiten bank digital berkode AGRO ini telah menyalurkan kredit Rp6,86 triliun pada kuartal I/2023, turun 27,94 persen yoy. Aset pun turun 4,16 persen yoy menjadi Rp12,64 triliun.
Dari sisi pendanaan, Bank Raya berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp8,74 triliun pada kuartal I/2023, turun 13,89 persen. Begitu juga dengan dana murah atau current account savings account (CASA) perseroan yang susut 54,14 persen yoy menjadi Rp2,1 triliun.