Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Finance (BCA Finance) mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp13,1 triliun per April 2023. Angka tersebut naik 25,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang saat itu mencapai Rp7 triliun.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan bahwa pembiayaan masih didominasi dengan pembiayaan mobil baru. “Fokus kami masih pada pembiayaan mobil baru,” kata Roni kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).
Roni mengatakan pihaknya menargetkan pembiayaan baru Rp37 triliun pada tahun ini. Untuk meraih capaian tersebut, pihaknya pun menyusun strategi untuk peningkatan.
Salah satunya BCA Finance akan membuka jaringan penjualan baru di beberapa kota kecil di Kalimantan dan Sumatera. Rencananya sekitar 20 kota yang akan menjadi target perusahaan.
“Dengan ini kami harapkan bisa meningkatkn penetrasi kami di pasar,” imbuhnya.
Di sisi lain, Roni menambahkan pembiayaan kendaraan listrik masih kecil. Pihaknya membiayai sekitar 900 unit kendaraan listrik pada kuartal I/2023.
Baca Juga
Dia pun tidak membuat target pembiayaan listrik pada tahun ini. Terlebih menurutnya volume kendaraan listrik Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) masih sangat kecil.
“Jadi kami belum targetkan secara khusus,karena produksi masih sangat kecil. Masalah di pembiayaan EV [Electric Vehicle] adalah produksinya yang masih sangat sedikit. Walaupun kami set target besar, tapi tidak ada barang yang bisa kami biayai,” paparnya.
BCA Finance diketahui mencatatkan pertumbuhan laba 14 persen pada 2022, sejalan dengan meningkatnya pendapatan pembiayaan konsumen dan aset perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan BCA Finance per 31 Desember 2022 yang terbit di harian Bisnis Indonesia edisi Senin (13/2/2023), perseroan mencatatkan laba Rp1,94 triliun.
Jumlah tersebut tumbuh hingga 14,04 persen secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp1,7 triliun. Pada 2022, BCA Finance mencatatkan pendapatan pembiayaan konsumen Rp2,77 triliun.
Jumlahnya tumbuh 3,47 persen (YoY) dari posisi 2021 senilai Rp2,68 triliun. Di tengah pendapatan yang meningkat, beban perusahaan justru tercatat turun atau terdapat efisiensi. Beban perseroan pada 2022 senilai Rp1,1 triliun turun 7,9 persen (YoY) dari posisi 2021 senilai Rp1,2 triliun.
Pada 2022, piutang pembiayaan konsumen BCA Finance senilai Rp6,84 triliun tumbuh 1 persen (YoY) dari Rp6,77 triliun. Hal itu berkontribusi terhadap kinerja aset, yang pada 2022 senilai Rp8,49 triliun atau tumbuh 1,4 persen (YoY) dari Rp8,37 triliun.