Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI7DRR Diramal Turun, BRI (BBRI) Buka Ruang Penyesuaian Suku Bunga

BRI (BBRI) membuka ruang penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan seiring dengan prediksi penurunan suku bunga acuan BI.
Kode Bank BRI/iStock
Kode Bank BRI/iStock

Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada semester kedua tahun ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun ancang-ancang lakukan penyesuaian untuk suku bunga kredit dan depositonya.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan BRI terus melakukan review terhadap suku bunga kredit dan depositonya secara berkala menyesuaikan. "Kami membuka ruang untuk melakukan penyesuaian suku bunga," katanya kepada Bisnis pada Minggu (21/5/2023).

Namun, penyesuaian suku bunga kredit dan deposito tidak bisa dilakukan serta merta begitu suku bunga acuan BI berubah. Menurutnya, ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan penyesuaian suku bunga acuan BI, di antaranya faktor likuiditas serta struktur simpanan dan pinjaman yang berbeda-beda antar bank.

Saat ini BRI mematok suku bunga kredit untuk kredit korporasi 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, kredit mikro 14 persen, kredit kepemilikan rumah (KPR), 7,25 persen, dan kredit konsumsi non KPR 8,75 persen mengacu data suku bunga dasar kredit (SBDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian, BRI mematok suku bunga deposito rupiah mulai dari 2,25 persen hingga 3 persen dan suku bunga deposito valuta asing dari 0,75 persen hingga 2 persen mengacu laman resmi BRI.

Aestika mengatakan meskipun suku bunga kredit maupun deposito disesuaikan, tetapi tidak akan memengaruhi kinerja keuangan. "BRI optimistis untuk tahun ini pertumbuhan kredit dapat mencapai 10-12 persen secara tahunan [year on year/yoy]," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, suku bunga acuan BI telah mengalami tren peningkatan sejak pertengahan tahun lalu hingga awal tahun ini menjadi 5,75 persen. Laju suku bunga acuan BI kemudian tertahan selama tiga kali pada awal tahun ini.

Setelah tertahan, suku bunga acuan BI pun diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada semester kedua tahun ini.

Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman memproyeksikan tren penurunan suku bunga acuan BI itu akan terjadi secara bertahap sebanyak tiga kali pada semester II/2023 dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin (bps). Hingga akhir tahun ini, suku bunga acuan BI kemudian diperkirakan turun menjadi 5 persen.

Salah satu faktor yang memengaruhi tren penurunan suku bunga acuan BI adalah proyeksi terhentinya tren kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fed) seiring pelambatan inflasi. 

Kemudian, tren penurunan suku bunga acuan BI didorong oleh outlook neraca pembayaran Indonesia yang akan lebih baik daripada tahun lalu. Ada juga perbaikan di sisi neraca arus modal terutama di arus modal portofolio ke Indonesia.

Head of Macroeconomic & Financial Market Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Dian Ayu Yustina juga mengatakan pasar memperkirakan mulai ada penurunan suku bunga acuan The Fed pada akhir 2023. Ini kemudian akan mendorong penurunan suku bunga acuan BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper