Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menargetkan hasil investasi dapat mencapai Rp44,01 triliun pada 2023.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Ridwan mengatakan bahwa hasil investasi senilai Rp44,01 triliun itu setara dengan yield of investment (imbal hasil) sebesar 6,55 persen.
“Kami menargetkan tahun 2023 ini dana investasi akan mencapai Rp717,07 triliun dengan hasil investasi sebesar Rp44,01 triliun atau setara dengan yield on investment 6,55 persen,” kata Edwin kepada Bisnis, Senin (22/5/2023).
Edwin merincikan target imbal hasil untuk setiap komponen program dan Badan di Jamsostek sepanjang 2023 terdiri dari program Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 6,6 persen dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 6,43 persen.
Lalu, target imbal hasil untuk program Jaminan Kematian (JKM) adalah 6,79 persen, Jaminan Pensiun (JP) sebesar 6,60 persen, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) 3,23 persen, dan Badan dengan imbal hasil 6,79 persen.
“Namun demikian, running rate imbal hasil hingga April 2023 sudah mencapai 7,1 persen, dan kami berusaha mempertahankan imbal hasil di level 7 persen hingga akhir tahun. Mudah-mudahan tercapai,” tambahnya.
Dalam kurun tiga tahun terakhir, yaitu 2020-2022, imbal hasil investasi BPJamsostek terpantau mengalami pergerakan yang menurun. Meski demikian, secara nominal imbal hasil mencatatkan pertumbuhan.
Pada 2020, dana investasi BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp487,06 triliun dengan realisasi hasil investasi sebesar Rp32,33 triliun dengan imbal hasil sebesar 7,39 persen.
Kemudian, dana investasi pada 2021 mencapai Rp554,21 triliun dengan realisasi hasil investasi sebesar Rp35,33 triliun dengan imbal hasil sebesar 6,94 persen. Meski imbal hasil menyusut, Edwin menjelaskan bahwa nominal imbal hasil pada 2021 tumbuh sebesar 9,28 persen.
Sepanjang 2022, Edwin menuturkan bahwa total dana investasi BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp627,69 triliun. Sementara itu, realisasi hasil investasi sebesar Rp40,23 triliun dengan imbal hasil 6,81 persen. Adapun, nominal imbal hasil tumbuh 13,87 persen pada 2022.