Bisnis.com, JAKARTA — Maraknya serangan siber menjadi momok menyeramkan bagi pelaku usaha sektor keuangan. Setelah Bank Syariah Indonesia (BSI), terbaru PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mengkonfimasi sistemnya diserang hacker.
Pengamat IT sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan BFI Finance cukup fair mengakui bahwa sistemnya telah terkena serangan siber. Namun, dia menyebutkan perusahaan pembiayaan itu perlu segera dilakukan audit forensik secara keseluruhan serangan siber.
“[Hacker] Masuk dari mana? siapa melakukan dan data apa saja yang berpotensi bocor?” kata Heru kepada Bisnis, Rabu (24/5/2023).
Dia mengatakan serangan siber menimbulkan bermacam problem di antaranya layanan tidak bisa diakses, tampilan dan aplikasi diubah sampai data-data transaksi. Selain itu, data perusahaan dan data nasabah atau pengguna bisa dicuri oleh hacker.
Menurutnya, tindakan temporary switch off yang dilakukan BFI Finance akan membantu apabila dilakukan sebelum peretasan. Namun, apabila dilakukan setelah peretasan, kemungkinan besar tidak aman karena kejadian sudah berlangsung.
“Sama saja rumah dicuri, habis itu pintu gerbang ditutup, pencuri sudah kabur dan bawa curian. Memang ada potensi aman bilamana penjahat siber belum melakukan apa-apa atau pencurian masih belum selesai dilakukan,” jelas Heru.
Baca Juga
Heru pun kemudian menyoroti kejadian serangan yang berturut-turut terjadi kepada sektor keuangan di Tanah Air, yaitu sistem BSI dan kini BFI Finance.
Dia mengatakan bahwa peristiwa tersebut megindikasikan ancaman kejahatan siber yang lebih besar dan lebih masif, terutama di sektor keuangan apabila tidak ada upaya yang jelas dari perusahaan maupun otoritas sektor keuangan.
“Dan yang rugi jika kejahatan siber mengacak-acak sektor keuangan bukan konsumen sebagai pengguna karena data dicuri, tapi juga kredibilitas dan trust terhadap perusahaan dan image kerusakan industri keuangan Indonesia yang akan mengganggu perkembangan ekonomi digital di Tanah Air,” tandasnya.
Sebelumnya, BFI Finance mengakui telah mengalami serangan siber. Hal tersebut berdasarkan surat yang diberikan BFI Finance kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia.
Situs hingga layanan perusahaan pembiayaan BFI Finance diketahui masih mengalami gangguan hingga kini.
“Bersama ini kami informasikan bahwa pada 21 Mei 2023, Perseroan telah mengalami serangan siber,” tulis BFI Finance dikutip dari Keterbukaan Informasi, Kamis (23/5/2023).
Sebagai antisipasi, BFI Finance menyebut pihaknya telah melakukan temporary switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional Perseroan.
Perusahaan juga memastikan belum ada indikasi terjadinya kebocoran data konsumen untuk saat ini. Selain itu, BFI Finance melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol penanganan.
“Dilanjutkan dengan upaya pemulihan layanan kepada konsumen dan kegiatan operasional Perseroan secara bertahap,” tulis BFI Finance.