Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Acuan BI Tetap, Sinyal Positif Bank Akselerasi Penyaluran Kredit

Keputusan BI menahan suku bunga acuan dinilai tepat karena memberikan ruang bagi perbankan mengakselerasi kebutuhan kredit.
Gedung Bank Indonesia./ Bloomberg
Gedung Bank Indonesia./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menahan suku bunga acuan agaknya bakal mendukung terhadap target pertumbuhan ekonomi 5 persen karena perbankan dapat memanfaatkan momentum menggenjot kredit investasi dan modal kerja.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai keputusan BI menahan suku bunga acuan tepat karena memberikan ruang bagi perbankan mengakselerasi kebutuhan kredit, baik kredit investasi maupun modal kerja. 

"Ini jadi momentum, karena beberapa kali kenaikan suku bunga ketika ditransmisikan ke bunga pinjaman beberapa debitur merasa keberatan dan menghambat dunia usaha," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (25/5/2023).

Dia menegaskan saat suku bunga ditahan, harapannya bank juga tidak ragu menyalurkan pinjaman lebih besar terutama segera mengeksekusi undisbursment loan atau pinjaman yang sudah komitmen tetapi debitur belum mengeksekusi fasilitas perbankan. 

Menurutnya, hal ini yang harus dieksekusi perbankan, dengan begitu pertumbuhan kredit tumbuh dan dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

Dalam kalkulasinya, jika ingin pertumbuhan ekonomi 5 persen, pertumbuhan kredit mesti digenjot minimal 15 persen atau tiga kali lipat dari target. Hal ini terutama demi suplai likuiditas.

Di sisi lain, dia menilai ada tantangan dari sektor komoditas. Pada 2022, terjadi pertumbuhan kredit komoditas pertambangan tinggi sekali sempat beberapa bulan naik 90 persen secara tahunan. 

"Namun, sekarang ada slow down dari berbagai harga komoditas ekspor, situasi global juga penuh tantangan, terutama pasar ekspor ke China, Amerika Serikat dan Eropa, para penambang juga jadi agak sedikit berhati-hati tapi kaitannya untuk pembiayaan komoditas," tambahnya.

Sementara itu, penyaluran kredit properti pasarnya masih potensial, sedangkan kredit kendaraan bermotor masih butuh waktu pemulihan.

"Sektor properti bisa digenjot terlebih dahulu, karena memang ada pertumbuhan yang sebelumnya sempat tertunda karena pandemi. Pelan-pelan ini mulai terealisasi di berbagai tipe rumah yang dibiayai. Perlulah pembiayaan kredit yang lebih banyak," tuturnya.

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tetap menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen atau empat kali berturut-turut sejak Februari 2023, dengan pertimbangan untuk memberikan energi tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Langkah bank sentral mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen menjadi sinyal positif bagi perbankan dalam menyalurkan kredit. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan masih berada pada level 80 persen pada Maret 2023 sehingga cukup leluasa untuk melakukan pembiayaan salah satunya membuka peluang suntikan tenaga bagi kredit segmen hunian. 

Sebagai gambaran, hasil survei penawaran dan permintaan pembiayaan perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan penyaluran KPR pada April 2023 sebesar 7,1 persen atau melandai dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 9,6 persen.

Dengan langkah Bank Indonesia yang konsisten untuk menahan laju suku bunga acuan pada level 5,75 persen, maka akan membuka potensi pertumbuhan yang lebih percaya diri dari segmen KPR. Sejumlah perbankan pun berambisi untuk menggenjot kinerja kredit konsumer salah satunya dari KPR. 

Sementara itu, bank umum melihat bahwa lesunya penyaluran KPR lebih landai pada April hanyalah sementara karena momen liburan. Namun, pada sisa tahun potensi penyaluran KPR terbuka dengan suku bunga BI yang stabil. 

Optimisme perbankan terhadap geliat penyaluran KPR didukung oleh industri properti yang menunjukkan pertumbuhan dari segmen hunian nonsubsidi. Penjualan segmen ini diharapkan turut berdampak terhadap menanjaknya penyaluran KPR pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper