Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi uang elektronik terus bertumbuh. Per April 2023, transaksi uang elektronik naik 9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp37,4 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan transaksi uang elektronik itu merupakan bagian dari perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital.
"Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," katanya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Kamis (25/5/2023).
Berbeda dengan transaksi uang elektronik, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit menurun 3,42 persen yoy menjadi Rp738,3 triliun per April 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp764,5 triliun. Sementara itu, transaksi digital perbankan pada April 2023 mencapai Rp4.265 triliun.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Juda Agung menuturkan tren pertumbuhan jumlah transaksi uang elektronik akan terus berlangsung, didorong perluasan feature dan merchant yang jumlahnya semakin banyak.
“Pertumbuhan terutama didorong peningkatan transaksi untuk pembayaran online yang mencapai pangsa 80 persen,” kata Juda kepada Bisnis.
Selain itu, penggunaan uang elektronik untuk transfer juga semakin meningkat. Peningkatan tersebut didorong oleh transfer gratis yang ditawarkan layanan uang elektronik.
BI sendiri memproyeksikan transaksi uang elektronik akan mencapai Rp495 triliun sepanjang 2023, naik 23,9 persen yoy.
Transaksi uang elektronik memang terus bertumbuh sejak 2016 hingga 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (compounded annual growth rate/CAGR) mencapai 96 persen. Pada 2022, nilai transaksi uang elektronik itu mencapai Rp399 triliun.