Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) melaporkan pihaknya menyediakan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk teknologi informasi (IT) sebesar Rp24,5 miliar pada tahun ini.
Anggaran belanja tersebut seiring dengan komitmen perseroan dalam meningkatkan sistem keamanan siber dan mengelola kerentanan serta mencegah peretasan ke sistem perbankan.
Direktur Operasional Bank IBK Indonesia Maria Cortilia Vera Vera Afianti menuturkan bahwa upaya tersebut menjadi komitmen dari AGRS untuk senantiasa menghadirkan layanan yang optimal kepada nasabah.
"Terkait capex di IBK Bank Indonesia tahun ini, kita budgetkan di angka Rp24,5 miliar. Kami putuskan untuk melakukan upgrade pada software maupun IT equipment," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Di samping itu, Vera menambahkan, lewat penguatan sistem IT ini pihaknya juga akan mengimplementasikan sistem e-KYC (Electronic Know Your Customer) dalam proses pengembangan sistem e-banking Bank IBK Indonesia.
Untuk diketahui, e-KYC sendiri adalah sebuah proses identifikasi, verifikasi, dan pemantauan transaksi nasabah yang bertujuan untuk menghindari penipuan hingga penggelapan uang.
Baca Juga
"Sehingga pengembangan untuk e-banking kita menjadi lebih baik lagi. Karena, itu akan mempermudah layanan untuk nasabah kami juga," pungkasnya.
Sebagai komitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan digital, Bank IBK Indonesia juga akan terus mengembangkan fitur layanan pembukaan rekening tanpa tatap muka,QRIS, hingga top up e-money.
Adapun ke depan, IBK Bank berencana mengembangkan layanan digital khusus korporasi yang tervalidasi di Korea. Di antaranya, cash management sytem dan layanan pembayaran dana korporasi, serta serta produk pinjaman korporasi non face to face ke Indonesia.
Dengan kondisi perusahaan yang semakin sehat serta dukungan permodalan yang kuat, IBK Indonesia siap meraih misi jangka panjang menjadi bank dengan total asset Rp50 triliun pada 2030.