Bisnis.com, JAKARTA— PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menanggapi terkait dengan masih turunnya peringkat perseroan oleh Fitch Rating. Manajemen sedang melakukan peninjauan atas pemeringkatan oleh lembaga rating internasional tersebut.
Direktur Utama Indonesi Re Benny Waworuntu meyakini perusahaan tersebut melakukan pemeringkatan berdasar akan angka-angka dalam laporan keuangan. Namun, sebenarnya angka-angka tersebut belum tentu menjelaskan secara detail, secara objektif, dan transaparan.
“Khususnya pada perusahaan yang sedang dalam proses transformasi seperti kami, ibaratnya seperti itu,” kata Benny saat berbincang dengan media di Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023).
Benny memastikan pihaknya sedang melakukan banyak sekali perbaikan, tetapi mungkin belum terlihat. Dia juga menyinggung bahwa tingkat risk based capital (RBC) bukan hitungan sebulan dua bulan naiknya.
Diketahui, RBC perseroan turut menjadi sorotan lantaran masih berada pada tingkat 130 persen atau hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ambang batas OJK 120 persen.
“Karena kan bahaya kalau RBC perusahaan asuransi bisa naik secara drastis, mungkin tanda tanya, kecuali ada capital injection,” katanya.
Benny lebih lanjut mengatakan untuk meningkatkan performa bisnis pada tahun ini perusahaan pun melakukan berbagai inisiatif antara lain melakukan peninjauan dan perbaikan di berbagai aspek demi menjaga standar mutu yang baik.
Untuk itu, sambung Benny, Indonesia Re mengambil langkah untuk tidak melakukan pemeringkatan dalam masa perbaikan ini. Perusahaan juga merasa perlu mengevaluasi bentuk kerja sama dari sisi komersil dan legal dan akan segera kembali melakukan pemeringkatan rating internasional.
"Secepatnya Indonesia Re akan kembali dengan rating yang lebih baik pada tahun ini, setelah langkah perbaikan dilakukan dan adanya penguatan permodalan,” kata Benny.
Diketahui, Indonesia Re telah memperoleh sinyal positif atas permohonan modal sebesar Rp1 triliun dari Kementrian Badan Usaha Miliki Negara (BUMN). Penambahan modal dari cadangan investasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan perusahaan, sehingga RBC diproyeksi meningkat hingga 200 pesen.
Beberapa langkah lainnya yang dilakukan secara organik, pertama dari reasuransi umum, yakni Indonesia Re telah melakukan perbaikan portofolio pada semua lini bisnis, peningkatan premi reasuransi, penurunan komisi reasuransi, perbaikan pricing, serta pengetatan di berbagai prosedur.
Sementara di bisnis reasuransi jiwa, Indonesia Re lebih selektif dengan akseptasi bisnis, dan melakukan program perbaikan portofolio dengan kenaikan tarif premi, perbaikan terms & conditions dan ketentuan underwriting, dan terminasi terhadap bisnis yang memberikan kontribusi negatif, serta optimalisasi fungsi unit pengembangan produk.
Selanjutnya dalam hal portofolio investasi, Indonesia Re menerapkan strategi yang berfokus pada aspek solvabilitas, manajemen risiko portofolio, dan memperhitungkan dampaknya kepada RBC serta likuiditas.
Langkah berikutnya adalah pengelolaan arus kas perusahaan, Indonesia Re mengupayakan percepatan penyelesaian utang piutang melalui rekonsiliasi dengan perusahaan ceding, termasuk membentuk task force sehingga memudahkan koordinasi.
Dalam hal efisiensi biaya, Indonesia Re telah menerapkan aspek urgensi. Selain perbaikan di sisi bisnis, perusahaan juga sedang melakukan upaya lain seperti penyelesaian hukum dan pajak di mana sebagian besar telah selesai pada 2022 dan 2023.
“Kami juga fokus pada peningkatan kualitas SDM yang unggul. Dalam hal ini, Indonesi Re memastikan adanya peningkatan kompetensi SDM Unggul dalam bentuk sertifikasi profesi nasional dan internasional,” kata Benny.
Benny menambahkan Indonesia Re tetap menjaga tata kelola perusahaan yang profesional, akuntabel, dan transparan. Wujud transparansi Indonesia Re di antaranya dengan melakukan penyampaian laporan keuangan sesuai regulasi, penyampaian informasi terkini pada pemegang saham, serta rutin berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator.
"Indonesia Re terus berupaya menerapkan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan portofolio bisnis yang kuat, serta bisa bertahan di berbagai tantangan industri. Kami optimistis, dengan komitmen dan kemampuan yang dimiliki, Indonesia Re akan menghasilkan kinerja yang lebih baik pada 2023," tutup Benny.