Bisnis.com, JAKARTA — BUMN PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re direncanakan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Manajemen berharap suntikan dana tersebut cair pada kuartal ketiga tahun ini.
Lalu uang Rp1 triliun tersebut akan dimanfaatkan untuk apa? Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan bahwa penyertaan modal tersebut tidak akan digunakan untuk belanja modal, tetapi memperkuat permodalan.
“Ini akan kami taruh di ekuitas. Jadi Rp1 triliun ini [diharapkan] untuk menaikkan RBC (risk based capital), kalau Rp1 triliun RBC kita akan sekitar 200 persen,” kata Benny di Jakarta, dikutip Minggu (11/6/2023).
Adapun tingkat RBC Indonesia Re per kuartal I/2023 berada pada level 121 persen. Sedikit lebih tinggi di atas batas minimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen.
Tidak hanya itu, dengan permodalan yang semakin kuat Benny juga berharap bisnis internasional akan kembali tertarik dan membuat perusahaan joint venture kembali melirik.
Benny juga menjelaskan uangnya akan digunakan untuk invetasi yang sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memberikan return yang baik dengan risiko yang rendah. Investasi itu seperti pembelian surat utang negara dan deposito di Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Baca Juga
“Semua tergantung nanti disesusaikan dengan liabilitas. Jadi akan kami sesuaikan,” katanya.
Dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya mendapatkan dukungan Rp5,7 triliun dari cadangan investasi oleh kementerian keuangan.
Salah satunya untuk Indonesia Re sebanyak Rp1 triliun. Sementara yang lain untuk penyelesaian pengalihan polis PT Asuransi Jiwasraya oleh Indonesia Financial Group (IFG) Rp3 Triliun.
Erick menambahkan PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID FOOD) mendapatkan tambahan modal Rp500 miliar. Kemudian PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau Injourney sebanyak Rp1,2 triliun.