Bisnis.com, JAKARTA - DBS Bank Ltd. (Bank DBS) bersama dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baru saja menggelar agenda sharing session mengenai perkembangan isu kredit karbon di Indonesia.
Head of Treasury & Markets PT Bank DBS Indonesia Puneet Punj menuturkan bahwa dalam agenda tersebut Bank DBS bersama dengan pemerintah membahas tentang prinsip dasar kredit karbon serta tantangan dan peluang yang akan dihadapi dalam pasar perdagangan karbon di Indonesia.
"Topik keberlanjutan merupakan tanggung jawab bersama dan dalam beberapa tahun terakhir kami melihat kenaikan minat dan inisiatif dari banyak negara untuk mengembangkan pasar karbon kredit mereka," jelasnya dalam keterangan resminya dikutip Senin (12/6/2023).
Lebih lanjut, Puneet Punj menambahkan, mengacu pada laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kredit karbon merupakan salah satu implementasi kunci dalam mewujudkan komitmen atas aksi iklim (nationally determined contribution/NDC) sebagaimana ditetapkan dalam Paris Agreement 2020 guna membatasi kenaikan emisi karbon.
Adapun secara global, minat terhadap pasar karbon semakin meningkat, 83 persen dari NDC menyatakan rencana untuk menggunakan mekanisme pasar internasional sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.Menyukseskan hal tersebut, Bank DBS menetapkan pendekatan keberlanjutan yang didasari oleh tiga pilar utama, yakni responsible banking, responsible business practice, dan impact beyond banking.
Baca Juga
Terbaru, hingga akhir 2022 Bank DBS melaporkan bahwa telah menyalurkan total pembiayaan berkelanjutan mencapai 61 miliar dolar Singapura ekuivalen Rp672,51 triliun (asumsi kurs Rp11.024).
Executive Director, Treasury & Markets M. Suryo Mulyono menuturkan bahwa posisi tersebut bahkan telah melewati target yang ditetapkan DBS Group pada level 50 miliar dolar Singapura.
"Target kami untuk mencapai sustainability effort kami yaitu pendanaan kami tembus 50 billion singapura dolar pada 2024. Alhamdulillah kami by 2022 target pencapaiannya sudah terlampaui di 61 billion singapore dolar," jelasnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Mulyono menjelaskan bahwa sebagai bentuk komitmen mendorong akselerasi penarapan ekonomi hijau di Indonesia, DBS mencanangkan target net zero emission akan terwujud pada 2050 mendatang jauh lebih cepat dibandingkan dengan target yang ditetapkan pemerintah pada 2060.