Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Indonesia menilai disiplin menjadi salah satu kunci utama bagi perusahaan asuransi jiwa untuk bisa bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pasalnya, saat pandemi Covid-19 melanda pada 2021 silam, Allianz Life Indonesia mengaku harus membayar klaim hingga ratusan miliar selama satu bulan penuh.
Direktur Bisnis Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo menuturkan bahwa kunci sustainability di perusahaan asuransi adalah disiplin dari financial management. Hal ini mengingat perusahaan asuransi selalu menghadapi risiko.
Bianto bercerita bahwa pada dua tahun silam, klaim jiwa (life claim) Allianz Life melonjak cukup tajam lantaran Covid-19. Meski angka klaim melonjak, Bianto mengatakan bahwa perusahaan masih bisa menjaga kondisi keuangan.
“Ada waktu kami sebulan membayar klaim ratusan miliar, tapi kenapa kita bisa sustain? Disiplin dan itu bukan hanya dilakukan tahun ini, karena premi yang terkumpul bukan hanya tahun ini. Inilah yang membuat suatu perusahaan asuransi bisa sustain,” kata Bianto saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Merujuk laporan keuangan kuartal IV/2021, Allianz Life Indonesia harus membayarkan klaim dan manfaat senilai Rp4,12 triliun. Angka itu melonjak 49,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama 2021 mencapai Rp2,75 triliun.
Bianto mengatakan ketika perusahaan asuransi menerima pembayaran premi dari pemegang polis maka risiko premi itu baru akan terjadi 20-40 tahun kemudian. Oleh sebab itu, lanjut dia, premi tersebut harus dikelola dan diinvestasikan dengan benar dan sesuai dengan Peraturan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Disiplin lainnya adalah masalah pencadangan. Bianto menuturkan bahwa setiap perusahaan menerima premi atau dana, maka perlu dilakukan pencadangan.
“Apakah [pencadangan] sesuai dengan perhitungan? Kalau direkayasa tentu itu tidak aman. Jadi disiplin untuk mencadangkan dengan jumlah yang diperlakukan juga penting,” ungkapnya.
Di samping itu, Allianz Life Indonesia juga memiliki proses pengambilan keputusan yang baik dan sesuai dengan kaidah OJK. “Kalau kondisinya normal, biasanya ini nggak kelihatan karena nggak muncul, tapi baru muncul kalau kondisinya stres, makanya kenapa problem perusahaan keuangan munculnya di pandemi kemarin, karena likuidasinya stres,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno menyampaikan bahwa parameter keuangan di dalam laporan keuangan harus perusahaan jaga, baik dari sisi pertumbuhan maupun pemenuhan kewajiban kepada pemegang polis dan permodalan juga harus dijaga guna mengantisipasi apa yang akan terjadi ke depan.
Menurut Edwin, bukan hanya perkara internal yang perlu disehatkan, melainkan juga harus menyehatkan ekosistem dari asuransi jiwa, yakni mulai dari pemegang polis hingga berbagai stakeholders.
“Ini yang sekarang kami coba untuk memperkuat, jadi jangan sampai kami membayar klaim yang seharusnya tidak dibayarkan. Ini sangat berbahaya sekali karena ini akan merugikan pemegang polis yang lainnya pada akhirnya,” tandasnya.