Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menyoroti kinerja investasi dalam bentuk saham milik PT Taspen (Persero) semester kedua 2022. Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2022 lembaga auditor negara itu menemukan bahwa terdapat 13 saham yang belum mengalami peningkatan nilai dengan perolehan sebesar Rp1,18 triliun.
“Atas saham-saham tersebut, terdapat unrealized loss sebesar Rp762,82 miliar atau minus 64,19 persen dari harga perolehan, sehingga harga saham tercatat menjadi sebesar Rp425,53 miliar,” tulis BPK dalam laporannya dikutip, Rabu (21/6/2023).
BPK mengungkap bahwa kondisi tersebut mengakibatkan adanya potensi kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari dana yang masih tertahan pada investasi saham per 30 September 2022 sebesar Rp425,53 miliar.
Baca Juga
Lembaga audit negara itu pun merekomendasikan direksi supaya mempertimbangkan opsi penjualan saham di bawah harga perolehan atau cut loss atas saham-saham yang telah mengalami unrealized loss sebesar Rp762,82 miliar. Dengan demikian, dapat diperoleh dana yang bisa digunakan untuk berinvestasi kembali pada saham yang lebih menguntungkan disertai dengan kajian dan analisis yang memadai sesuai ketentuan yang berlaku.
Tidak hanya itu, BPK juga menemukan bahwa Dana Akumulasi Selisih Iuran perseroan belum didukung ketentuan, yang mengakibatkan potensi berkurangnya Dana Akumulasi Selisih Iuran sebesar Rp5,25 miliar atas pengakuan pendapatan Taspen tersebut.
“Atas permasalahan tersebut, BPK merekomendasikan direksi agar melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk mengatur pendapatan Dana Akumulasi Selisih Iuran,” tulis BPK dalam laporannya.