Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) telah meraup laba bersih Rp34,43 miliar pada kuartal I/2023, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya, atau tumbuh 491 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Senior Vice President Finance Bank Amar David Wirawan mengatakan ada tiga faktor pendorong kinerja kuartal I/2023. Pertama, dia mengklaim bank menyalurkan kredit secara prudent. Penyaluran kredit dengan tidak mengesampingkan risiko ini ditopang oleh teknologi credit scoring platform digital seperti Tunaiku serta platform kerja sama.
Bank Amar sendiri telah menyalurkan kredit Rp2,4 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh tipis 2,12 persen yoy. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) Bank Amar pun tetap terjaga. NPL gross Bank Amar susut dari 7,71 persen per Maret 2022 menjadi 6,48 persen per Maret 2023.
Faktor kedua, Bank Amar menjaga biaya dana (cost of fund/cof) dengan mengelola dana murah atau current account savings account (CASA). "Kami manage DPK [dana pihak ketiga], tidak hanya mengandalkan dana dari hasil rights issue, tapi secara internal berusaha meningkatkan proporsi CASA,” kata David.
Ketiga, perseroan melakukan efisiensi dari sisi biaya operasional. Tercatat, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank susut 1.439 basis poin (bps) menjadi 88,52 persen pada kuartal I/2023.
Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan kondisi permodalan perseroan yang memadai juga turut mendorong pertumbuhan perseroan dalam mendulang profit.
Baca Juga
"Pemenuhan modal inti minimal Rp3,1 triliun pada Desember 2022 terbukti telah memperkuat fondasi Amar Bank dalam meningkatkan pertumbuhan dan menyediakan solusi keuangan digital yang inovatif di tahun 2023," jelasnya.
Vishal menambahkan peningkatan laba yang signifikan di kuartal pertama tersebut merupakan langkah positif bagi Amar Bank untuk mempertahankan momentum profitabilitas yang lebih kuat dan memberikan dampak sosial yang positif kepada masyarakat, terutama bagi segmen unbanked dan underbanked.
Sebelumnya, mengacu data PT Reliance Sekuritas Indonesia, emiten bank berkode AMAR itu diprediksi mampu mencetak bottom line penghijauan dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan keseriusan perseroan memacu laju kredit.
Lebih lanjut, Reliance menargetkan pertumbuhan pinjaman Bank Amar mencapai 18,2 persen sepanjang tahun 2023, terutama didorong dengan potensi Tunaiku dan kolaborasi dengan Investree untuk menyalurkan pinjaman bagi UMKM.
"AMAR diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pinjaman yang moderat dan penurunan yang signifikan pada rasio biaya terhadap pendapatan [cost to income ratio] melalui transformasi digital," tulis Reliance dalam risetnya.