Bisnis.com, JAKARTA – PT Jalin Pembayaran Nusantara mencatatkan lebih dari 60 juta transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang diproses sampai dengan Juni 2023.
Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto, mengatakan pertumbuhan transaksi QRIS yang signifikan pada semester I/2023 menunjukkan sinyal positif.
"Jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah secara signifikan hingga akhir 2023," katanya dalam siaran pers, Senin (26/6/2023).
Dia menuturkan telah terjadi peningkatan transaksi QRIS hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan 2022. Adapun, total transaksi yang telah diperoses mencapai lebih dari 601 juta transaksi.
Eko memprediksi Jalin mampu melayani lebih dari 1 miliar transaksi hingga akhir 2023, termasuk di antaranya potensi peningkatan transaksi QRIS hingga enam kali lipat dengan prediksi total transaksi mencapai lebih dari 660 juta transaksi dibandingkan dengan 2022.
Sementara itu, Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji menilai proyeksi total transaksi QRIS menunjukkan potensi tingkat penerimaan yang sangat baik oleh masyarakat dalam memanfaatkan teknologi alat pembayaran.
Baca Juga
Dari sisi regulator untuk mengakselerasi pembayaran digital, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS pada akhir 2023, khususnya sekitar 80 hingga 90 persen penggunanya adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.
"Kami berupaya memiliki andil dalam mengakselerasi peningkatan ekonomi digital pada sektor UMKM dengan terus mendorong penggunaan QRIS," katanya.
Menurutnya, penggunaan QRIS bagi pengguna maupun merchant mampu memberikan berbagai macam keuntungan, khususnya dari sisi merchant yaitu dapat melakukan pengecekan status transaksi secara real-time, biaya yang efisien, teruji standar keamanannya, dan dapat melayani transaksi 24/7.
Selain itu, pemanfaatan QRIS mampu memberikan nilai tambah bagi merchant dengan membuka akses ke ekosistem digital seperti e-commerce, pembiayaan, dan investasi. Nilai tambah lainnya yaitu juga dapat meningkatkan basis pelanggan untuk perluasan usaha, meminimalisir risiko penyalahgunaan, serta mengurangi beban cash handling.