Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan mencatat terjadinya peningkatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan) sejak tiga tahun terakhir, tepatnya pada periode 2020-2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (27/6/2023), kunjungan sakit di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau faskes meningkat dari 146,1 juta pada 2020 menjadi 152,1 juta pada 2021 dan kini menjadi 205,6 juta pada 2022.
Kemudian, untuk kunjungan di poliklinik rawat jalan rumah sakit (RS) dari 69,7 juga pada 2020. Angka kunjungan itu melonjak menjadi 72,8 juta pada 2021 dan menjadi 95,9 juta pada 2022.
Begitu pula dengan kasus rawat inap di RS mencapai 9 juta pada 2020. Namun, turun menjadi 8,2 juta pada 2021 dan meningkat menjadi 12 juta pada 2022.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut bahwa peningkatan yang terjadi pada tingkat kunjungan kesehatan menunjukkan adanya renound phenomenon, yakni orang sudah kembali memanfaatkan pelayanan setelah Covid-19.
"Bahkan, kepercayaan pada BPJS meningkat, maka yag pakai dan utilisasi juga meningkat," kata Ghufron kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, Ghufron menuturkan bahwa peningkatan fasilitas kesehatan ini diproyeksi akan terus meningkat hingga akhir 2023, sejalan dengan adanya rebound phenomenon.
"Masyarakat sudah tidak takut karena Covid-19 dan pelayanan BPJS Kesehatan semakin dipercaya sehingga yang menggunakan fasilitas kesehatan juga meningkat," jelasnya.
Di sisi lain, kunjungan sehat sejak 2020-2022 juga terpantau meningkat. Posisinya naik dari 137,8 juta pada 2020, lalu 159,8 juta pada 2021, dan 189,3 juta pada 2022.
Sementara itu, BPJS Kesehatan juga mencatat total pemanfaatan untuk kunjungan sakit dan kunjungan sehat adalah 1,4 juta per hari pada 2022 atau mencapai 502,9 juta per tahun di periode itu.
Meski demikian, Ghufron mengatakan bahwa BPJS Kesehatan juga sudah melakukan sejumlah antisipasi di tengah melonjaknya kunjungan fasilitas kesehatan.
"Banyak hal yang sudah kami antisipasi, seperti utilization review yang lebih baik, penyimpanan pembayaran klaim, kemudahan penanganan keluhan karena yang pakai lebih banyak serta mempermudah antrean," tandasnya.