Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) merayakan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-77. Sejumlah capaian pun telah diraih BNI yang telah berpetualang di belantika industri perbankan Indonesia sejak 1946.
BNI mengusung tema "Global Reach, Indonesian Pride" pada momen ulang tahun ke-77 tepat pada hari ini (5/7/2023). Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan menginjak usia ke-77, BNI berupaya menjadi episentrum pertumbuhan.
"Kami berharap tahun ini akan menjadi catatan sejarah di mana BNI terus tumbuh menjadi lebih kuat, tangguh, dan terpercaya bersama dengan orang-orang berprestasi," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Bisnis pada Rabu (5/7/2023).
Untuk mendukung hal tersebut, Royke menyebut bahwa emiten berkode BBNI itu memiliki tiga produk champion. Pertama, BNI Mobile Banking yang terus diperluas layanannya. BNI juga memanfaatkan ekosistem BNI Group, ritel, dan mitra global, terutama dalam menjawab permintaan pelanggan di era digital modern.
Kedua, BNI Xpora yang fokus pada peningkatan kelas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memanfaatkan peluang ekspor ke pasar global. Ketiga, BNIDirect yang memiliki corporate digital services dengan mengintegrasikan solusi bisnis dan pengelolaan keuangan nasabah, termasuk solusi bisnis perbankan internasional.
Baca Juga
"Dengan citra yang kuat, tangguh, dan terpercaya, mewakili citra positif BNI sebagai salah satu bank BUMN terkemuka di Indonesia yang telah berusia 77 tahun," kata Royke.
Sejarah BNI
Dilansir dari laman resminya, petualangan BNI dimulai tepat satu tahun setelah Indonesia merdeka, yaitu pada 1946. Kala itu, BNI sebagai bank pertama milik negara dan berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum.
Raden Mas Margono Djohohadikusumo menjadi tokoh utama yang mengusulkan berdirinya bank sentral atau bank sirkulasi saat ini. Dia pun menjadi Direktur Utama sekaligus pendiri BNI.
Margono sendiri merupakan tokoh BPUPKI, yang kemudian berperan besar dalam perkembangan bisnis perbankan di Indonesia.
Pada 1950, BNI sebagai bank pembangunan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, hingga akhirnya pada 1955 perusahaan berubah status menjadi bank umum dan membuka cabang pertama di luar negeri, yakni Singapura.
Pada 1968 bank negara resmi menyandang status Bank Umum Milik Negara BNI, dan sempat berganti nama sebagai Bank Negara Indonesia 1946.
BNI mulai melantai bursa pada tahun 1996 dengan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Boleh dibilang BNI menjadi bank badan usaha pertama yang menjadi perusahaan publik.
Aksi melantainya BBNI ke bursa saham kala itu menarik perhatian yang cukup besar bagi para pelaku usaha nasional. Koran Bisnis Indonesia edisi 4 November 1996 melaporkan bagaimana saham emiten cikal bakal bank sentral itu menjadi incaran investor. Saat masa penawaran sedikitnya dua perusahaan rokok di Jawa Tengah siap membeli saham BNI dalam jumlah besar.
Dua perusahaan rokok yang ingin memborong saham BBNI itu adalah Pabrik Rokok Djarum dan Norojono. Keduanya merogoh dana besar untuk menjadi pemegang saham perusahaan publik itu.
"Saya tidak dapat menjelaskan angka, yang jelas dua pabrik rokok tersebut sangat berminat dan berupaya mendapatkan saham BNI dalam jumlah besar," ujar sumber Bisnis saat itu, dalam laporan dengan judul '2 Perusahaan Rokok Siap Beli Saham BNI'.
Namun demikian, krisis moneter yang melanda pada medio 1997 membuat BBNI cukup kewalahan. Bagaimana tidak, kala itu, angka rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan nasional mencapai 48,6 persen atau hampir dari setengah kredit yang disalurkan perbankan Indonesia bermasalah.
Beruntungnya, setelah menghadapi krisis moneter pada tahun 1997, BNI memperoleh tambahan modal dari Pemerintah Indonesia melalui program rekapitalisasi perbankan.
Capaian Bisnis BNI Saat Ini
Emiten bank berkode BBNI kini masih kokoh masuk ke dalam jajaran bank jumbo atau bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Dibandingkan dengan bank jumbo lainnya, posisi BNI memang ada di urutan ke-4 berdasarkan capaian aset. Pada Mei 2023 atau jelang ulang tahun ke-77, aset BNI mencapai Rp967,52 triliun. Angkanya naik 9,83 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan aset pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp880,88 triliun.
Capaian aset bank ditopang oleh angka penyaluran kredit yang mencapai Rp629,44 triliun dalam lima bulan pertama tahun ini, naik 5,94 persen yoy.
Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan dari nasabah sebesar Rp735,29 triliun pada Mei 2023, naik 10,14 persen yoy.
Bank yang kepemilikannya dikuasai pemerintah ini juga terus berupaya mendulang untung. Pada tahun buku 2022, BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun atau tumbuh 68 persen yoy. Laba bersih konsolidasi itu menjadi tertinggi sepanjang sejarah BNI.
Capaian laba tertinggi BNI dalam sejarah ini disokong oleh pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang optimal mencapai 14,82 persen sepanjang 2022 atau naik 119 basis poin (bps) bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar 13,63 persen.
Dengan capaian laba optimal, BBNI mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp7,3 triliun atau 40 persen dari total laba bersih tahun buku 2022. Dividen yield yang akan dibagikan BNI kepada pemegang saham pun menjadi di atas 4 persen.
Geliat Transformasi Digital dan Fokus jadi Bank Global
Pada usia ke-77, BNI pun kian gencar untuk bertransformasi. Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan tahun ini BNI akan terus mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada layanan digitalnya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.
“Secara umum, 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan. Namun kami optimistis dalam meningkatkan kinerja khususnya dalam menjadikan BNI sebagai top-of-mind transactional bank secara berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
BNI sendiri telah mencatatkan peningkatan transaksi digitalnya pada tahun ini. Platform BNI Mobile Banking misalnya mencatatkan peningkatan jumlah transaksi 56 persen yoy pada April 2023 hingga mencapai angka 275 juta. Sementara, nilai transaksi BNI Mobile Banking mencapai Rp343 triliun pada April 2023, naik 47 persen yoy.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna BNI Mobile Banking. Pada April 2023, jumlah pengguna BNI Mobile Banking mencapai 14,4 juta, tumbuh 23,6 persen yoy.
"BNI terus berkomitmen untuk melaksanakan rapid user acquisition dengan mengintegrasikan BNI Mobile Banking dengan ekosistem segmen nasabah lainnya, seperti ekosistem UMKM," ujar Okki.
Selain pada layanan digital banking, BNI pun menggarap potensi digitalisasi dengan mengakuisisi PT Bank Mayora dan menjadikannya sebagai bank digital. Bank itu kini berganti nama menjadi Hibank dan siap bersaing dengan bank digital lainnya seperti PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) hingga PT Bank Jago Tbk. (ARTO).
Hibank sendiri telah cukup berkontribusi bagi BNI setidaknya dalam mendulang laba bersih. Hibank mencatatkan kinerja laba bersih moncer, meningkat pesat 247,92 persen atau tiga kali lipat yoy menjadi Rp54,45 miliar pada kuartal I/2023.
Selain bertransformasi digital, BNI kian gencar mengukuhkan dirinya sebagai bank yang go global. Sejak awal, BNI memang telah didesain sebagai bank di Indonesia yang berjaringan internasional serta berkapasitas global.
BNI memiliki sejumlah jaringan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) yang tersebar di Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, Seoul, hingga 1 Representative Office di Amsterdam.
Di jaringan globalnya, BNI gencar menawarkan solusi baru untuk UMKM yang berorientasi ekspor melalui layanan Xpora. Selain itu, BNI juga terus memfasilitasi transaksi ekspor melalui trade finance dengan nilai sudah hampir mencapai US$8 miliar pada 2022.
BNI juga gencar melakukan business matching antara UMKM dengan investor yang ada di luar negeri melalui cabang BNI yang ada di luar negeri.