Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI (BBNI) Rayakan HUT ke-77, Intip Sejarah dan Capaian Selama Ini

Simak capaian Bank Negara Indonesia atau BNI (BBNI) merayakan HUT ke-77 pada hari ini. Simak sejarah dan capaian kinerja BBNI.
Seorang nasabah tengah menggunakan beragam fasilitas yang kini semakin memudahkan transaksi di BNI, baik mesin pencetak rekening koran hingga mesin pembukaan rekening baru (Digital Customer Service) di Jakarta, Rabu (12 Mei 2021). /Dok. BNI
Seorang nasabah tengah menggunakan beragam fasilitas yang kini semakin memudahkan transaksi di BNI, baik mesin pencetak rekening koran hingga mesin pembukaan rekening baru (Digital Customer Service) di Jakarta, Rabu (12 Mei 2021). /Dok. BNI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) merayakan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-77. Sejumlah capaian pun telah diraih BNI yang telah berpetualang di belantika industri perbankan Indonesia sejak 1946. 

BNI mengusung tema "Global Reach, Indonesian Pride" pada momen ulang tahun ke-77 tepat pada hari ini (5/7/2023). Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan menginjak usia ke-77, BNI berupaya menjadi episentrum pertumbuhan.

"Kami berharap tahun ini akan menjadi catatan sejarah di mana BNI terus tumbuh menjadi lebih kuat, tangguh, dan terpercaya bersama dengan orang-orang berprestasi," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Bisnis pada Rabu (5/7/2023).

Untuk mendukung hal tersebut, Royke menyebut bahwa emiten berkode BBNI itu memiliki tiga produk champion. Pertama, BNI Mobile Banking yang terus diperluas layanannya. BNI juga memanfaatkan ekosistem BNI Group, ritel, dan mitra global, terutama dalam menjawab permintaan pelanggan di era digital modern.

Kedua, BNI Xpora yang fokus pada peningkatan kelas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memanfaatkan peluang ekspor ke pasar global. Ketiga, BNIDirect yang memiliki corporate digital services dengan mengintegrasikan solusi bisnis dan pengelolaan keuangan nasabah, termasuk solusi bisnis perbankan internasional.

"Dengan citra yang kuat, tangguh, dan terpercaya, mewakili citra positif BNI sebagai salah satu bank BUMN terkemuka di Indonesia yang telah berusia 77 tahun," kata Royke.

Sejarah BNI

Dilansir dari laman resminya, petualangan BNI dimulai tepat satu tahun setelah Indonesia merdeka, yaitu pada 1946. Kala itu, BNI sebagai bank pertama milik negara dan berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum.

Raden Mas Margono Djohohadikusumo menjadi tokoh utama yang mengusulkan berdirinya bank sentral atau bank sirkulasi saat ini. Dia pun menjadi Direktur Utama sekaligus pendiri BNI.

Margono sendiri merupakan tokoh BPUPKI, yang kemudian berperan besar dalam perkembangan bisnis perbankan di Indonesia. 

Pada 1950, BNI sebagai bank pembangunan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, hingga akhirnya pada 1955 perusahaan berubah status menjadi bank umum dan membuka cabang pertama di luar negeri, yakni Singapura. 

Pada 1968 bank negara resmi menyandang status Bank Umum Milik Negara BNI, dan sempat berganti nama sebagai Bank Negara Indonesia 1946.

BNI mulai melantai bursa pada tahun 1996 dengan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Boleh dibilang BNI menjadi bank badan usaha pertama yang menjadi perusahaan publik.

Aksi melantainya BBNI ke bursa saham kala itu menarik perhatian yang cukup besar bagi para pelaku usaha nasional. Koran Bisnis Indonesia edisi 4 November 1996 melaporkan bagaimana saham emiten cikal bakal bank sentral itu menjadi incaran investor. Saat masa penawaran sedikitnya dua perusahaan rokok di Jawa Tengah siap membeli saham BNI dalam jumlah besar. 

Dua perusahaan rokok yang ingin memborong saham BBNI itu adalah Pabrik Rokok Djarum dan Norojono. Keduanya merogoh dana besar untuk menjadi pemegang saham perusahaan publik itu. 

"Saya tidak dapat menjelaskan angka, yang jelas dua pabrik rokok tersebut sangat berminat dan berupaya mendapatkan saham BNI dalam jumlah besar," ujar sumber Bisnis saat itu, dalam laporan dengan judul '2 Perusahaan Rokok Siap Beli Saham BNI'. 

Namun demikian, krisis moneter yang melanda pada medio 1997 membuat BBNI cukup kewalahan. Bagaimana tidak, kala itu, angka rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan nasional mencapai 48,6 persen atau hampir dari setengah kredit yang disalurkan perbankan Indonesia bermasalah.

Beruntungnya, setelah menghadapi krisis moneter pada tahun 1997, BNI memperoleh tambahan modal dari Pemerintah Indonesia melalui program rekapitalisasi perbankan.

Capaian Bisnis BNI Saat Ini

Emiten bank berkode BBNI kini masih kokoh masuk ke dalam jajaran bank jumbo atau bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).

Dibandingkan dengan bank jumbo lainnya, posisi BNI memang ada di urutan ke-4 berdasarkan capaian aset. Pada Mei 2023 atau jelang ulang tahun ke-77, aset BNI mencapai Rp967,52 triliun. Angkanya naik 9,83 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan aset pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp880,88 triliun.

Capaian aset bank ditopang oleh angka penyaluran kredit yang mencapai Rp629,44 triliun dalam lima bulan pertama tahun ini, naik 5,94 persen yoy.

Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan dari nasabah sebesar Rp735,29 triliun pada Mei 2023, naik 10,14 persen yoy.

Bank yang kepemilikannya dikuasai pemerintah ini juga terus berupaya mendulang untung. Pada tahun buku 2022, BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun atau tumbuh 68 persen yoy. Laba bersih konsolidasi itu menjadi tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Capaian laba tertinggi BNI dalam sejarah ini disokong oleh pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang optimal mencapai 14,82 persen sepanjang 2022 atau naik 119 basis poin (bps) bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar 13,63 persen.

Dengan capaian laba optimal, BBNI mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp7,3 triliun atau 40 persen dari total laba bersih tahun buku 2022. Dividen yield yang akan dibagikan BNI kepada pemegang saham pun menjadi di atas 4 persen.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper