Bisnis.com, JAKARTA - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung pentingnya peran sektor jasa keuangan, terutama perbankan dalam mendorong pembiayaan hijau. Bank-bank pun kian gencar menyalurkan pembiayaan hijau mereka pada tahun ini.
Dalam acara Rapat Umum Anggota (RUA) Perhimpunan Bank Bank Umum Nasional (Perbanas) pada Kamis (20/7/2023), Luhut menjelaskan pemerintah memiliki enam agenda utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Di antara agenda utama pemerintah itu adalah industrialisasi melalui hilirisasi dan dekarbonisasi untuk mempercepat net zero.
Luhut juga menyoroti peran strategis pembiayaan berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, agenda-agenda ekonomi berkelanjutan membutuhkan dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menggerakkan sektor riil dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Saat ini isu-isu terkait environmental, social, and governance (ESG) serta pengelolaan iklim juga telah menjadi topik utama para pemimpin dunia. Berbagai negara pun telah mengambil tindakan serius dalam mengatasi perubahan iklim dan implementasi ESG.
Menurut Luhut, Indonesia sebagai bagian dari komunitas global pun turut berkomitmen melalui enhanced nationally determined contribution yang tujuannya mengurangi emisi gas rumah kaca hingga sebesar 31,9 persen pada 2030 serta net zero emissions (NZE) pada 2060.
Ketua Umum Perbanas Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan industri perbankan pun telah menunjukan komitmennya dalam mendukung ekonomi berkelanjutan.
"Perbankan harus menjadi motor penggerak transformasi ekonomi Indonesia yang berperan aktif dalam mereduksi emisi karbon, melalui penyelarasan strategi pembiayaan dan portofolio kredit yang mengacu pada taksonomi hijau Indonesia,” kata Tiko, sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (20/7/2023).
Menurut Tiko dukungan perbankan pada transisi energi tidak cukup hanya berhenti di sisi hulu, juga harus ke hilir. "Hilirisasi bahan baku seperti nikel merupakan kunci strategis dalam pengembangan industri kendaraan listrik yang pada akhirnya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon," ujar Tiko.
Sejumlah bank pun memang tercatat gencar menyalurkan pembiayaan hijaunya di Indonesia. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya telah mencatatkan penyaluran pinjaman ke sektor hijau mencapai Rp80,2 triliun pada kuartal I/2023. Angkanya mencapai 7,5 persen dari total kredit perseroan pada periode tersebut.
Penyaluran pinjaman hijau itu di antaranya disalurkan kepada sektor energi terbarukan yakni Rp6,8 triliun, tranportasi hijau Rp11,9 triliun, bangunan hijau Rp1,9 triliun, dan sektor hijau lainnya.
Kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah menyalurkan pembiayaan ke sektor hijau mencapai Rp109 triliun pada kuartal I/2023. Angkanya mencapai 11,8 persen dari penyaluran kredit perseroan secara bank only.
Penyaluran pembiayaan hijau ini meliputi pembiayaan terhadap pertanian berkelanjutan Rp90,6 triliun, energi terbarukan Rp8,5 triliun, dan transportasi hijau Rp3,1 triliun. Khusus untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), bank telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp143 miliar.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya secara serius menerapkan dukungan untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan dan menjadi bagian penting dari ekonomi hijau.
"Bank Mandiri berada di jalur yang sangat tepat sesuai dengan regulasi praktik pembiayaan berkelanjutan perbankan," katanya.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI juga turut bergeliat menyalurkan pembiayaan hijaunya tahun ini. BNI telah menyalurkan pembiayaan di sektor pencegahan polusi Rp3,1 triliun, energi terbarukan Rp11,1 triliun, hingga industri pengelolaan alam hayati Rp19,4 triliun.
Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat telah menyalurkan pembiayaan hijau pada kuartal I/2023 mencapai Rp76 triliun, naik 4,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp72 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada sektor sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, BCA telah menyalurkan pinjaman Rp60,4 triliun, transportasi berkelanjutan Rp7 triliun, dan energi terbarukan Rp2,9 triliun.
Pembiayaan bagi kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pinjaman Rp327 miliar pada kuartal I/2023. Angkanya naik 19 kali lipat dibandingkan pembiayaan bagi kendaraan listrik pada kuartal I/2022 yang hanya mencapai Rp17 miliar.