Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,47 triliun pada semester I/2023. Jumlah laba bersih ini tumbuh minimalis 0,23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bisnis pembiayaan pada semester I/2023 memang lebih menantang. Namun, BTN optimistis hingga akhir 2023 mampu membukukan kinerja keuangan yang positif sesuai target yang telah ditetapkan.
"Kami juga masih terus berproses membangun Bank BTN yang lebih modern dan kekinian,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis pada Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, berdasarkan laporan presentasi yang dirilis perusahaan di keterbukaan informasi, BTN mencatatkan penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16,27 persen yoy menjadi Rp6,47 triliun pada semester I/2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun turun 96 basis poin (bps) ke level 3,62 persen pada akhir Juni 2023 dibandingkan 4,58 persen pada akhir Juni 2022.
Dari sisi intermediasi, BTN telah menyalurkan kredit Rp307,66 triliun pada sepanjang paruh pertama 2023 atau semester I/2023. Nilai kredit bank tumbuh 7,52 persen yoy.
Baca Juga
Nixon mengatakan penyaluran kredit perumahan atau jenis kredit pemilikan rumah (KPR) masih mendominasi total pembiayaan perseroan pada semester I/2023. Nilai penyaluran KPR di BTN hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp269,48 triliun, tumbuh 6,97 persen yoy.
Porsi KPR terhadap total penyaluran kredit di BTN mencapai 87,59 persen. KPR subsidi berkontribusi paling besar dengan nilai mencapai Rp152,17 triliun tumbuh 10,86 persen yoy. Sementara KPR non subsidi tumbuh 6,49 persem menjadi Rp90,83 triliun pada semester I/2023.
Kemudian, nilai kredit non perumahan seperti kredit korporasi dan konsumer di BTN mencapai Rp38,18 triliun, tumbuh 11,53 persen yoy. Porsi kredit non perumahan ini terhadap keseluruhan mencapai 12,41 persen.
Kinerja kredit itu membuat aset bank tumbuh 4,93 persen yoy menjadi Rp400,54 triliun pada paruh pertama 2023.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross bank menebal 11 bps menjadi 3,66 persen pada Juni 2023. NPL nett bank juga naik 71 bps menjadi 1,75 persen per akhir Juni 2023.
Meski begitu, Nixon mengatakan bank akan terus memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. "Hingga akhir tahun ini kami berharap bisa menurunkan rasio NPL di bawah 3 persen,” kata Nixon.
Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp313,25 triliun, naik 1,94 persen yoy pada semester I/2023. Dari jumlah tersebut, perolehan dana murah atau current account savings account (CASA) bank mencapai Rp170,22 triliun naik sekitar 24 persen dibandingkan akhir Juni 2022 sebesar Rp137,45 triliun.