Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) hingga PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) bergeliat menggenjot pendapatan non bunga, utamanya dari pendapatan berbasis komisi (fee based income) guna meraup laba tahun ini.
CIMB Niaga misalnya telah meraup fee based income Rp1,79 triliun pada semester I/2023, tumbuh pesat 49,16 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan fee based income periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,2 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan pertumbuhan fee based income bank ditopang oleh bisnis bancassurance dan treasury. "Digital banking lewat OctoMobile juga amat berperan secara tidak langsung karena menjadi enabler untuk tabungan dan transaksi berbasis tabungan," katanya kepada Bisnis pada Jumat (4/8/2023).
Kinerja moncer fee based income pun mendongkrak laba bersih bank. Emiten bank berkode BNGA itu telah meraup laba bersih konsolidasi Rp3,26 triliun, naik 27,34 persen yoy dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,56 triliun.
Selain itu, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (BNII) pun mencatatkan kinerja moncer fee based income mereka pada semester I/2023. Emiten bank berkode BNII itu meraup fee based income Rp1,10 triliun, tumbuh 25,6 persen yoy.
Baca Juga
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan fee based income BNII ditopang oleh transaksi global market yang melonjak sebesar 239,3 persen menjadi Rp182 miliar.
Kinerja transaksi pasar global juga didukung pergerakan suku bunga yang stabil dan prospek pasar yang positif serta kinerja layanan valuta asing yang terus membaik. "Pada semester I/2023 kami juga membukukan pendapatan yang lebih baik pada bisnis treasury seiring dengan kondisi pasar yang terus bergerak stabil sejak awal tahun," ujar Taswin.
Sejalan dengan kinerja apik fee based income, BNII pun telah meraup pertumbuhan pesat laba bersih 43,43 persen yoy menjadi Rp987,47 miliar pada semester I/2023.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menggenjot pendapatan non bunga termasuk dari fee based income tahun ini. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan salah satu strategi bank dalam menggenjot fee based income adalah dengan pengembangan beragam layanan digital.
Ia pun mengatakan perseoran optimis pendapatan non bunga, termasuk dari fee based income tetap tumbuh. "Hal ini juga sejalan dengan tren digitalisasi di masyarakat yang terus meluas," ungkap Rudi.
Bank Mandiri telah mendulang fee based income Rp9,42 triliun pada paruh pertama 2023, naik 13,08 persen yoy. Pendapatan non bunga bank pun mencapai Rp18,36 triliun, naik 14 persen.
Sementara, bank BUMN ini telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih 24,9 persen yoy menjadi Rp25,23 triliun sepanjang paruh pertama 2023.
Selain itu, BCA mencatatkan pendapatan non bunga tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp12,2 triliun, ditopang fee based income sebesar Rp8,61 triliun, naik 5,4 persen yoy.
Pendapatan non bunga termasuk dari fee based income ini setidaknya telah mendorong pertumbuhan laba bersih BBCA secara konsolidasi 34,07 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun pada semester I/2023 dibandingkan Rp18,05 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan dalam mendorong kinerja pendapatan non bunga termasuk fee based income, BCA terus memperkuat ekosistem finansial serta menyempurnakan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.
"BCA juga mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan transaksi perbankan digital, sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Hera.
Jadi Senjata Baru Bank
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan industri perbankan saat ini memang sedang dalam masa switching, tidak melulu mengandalkan portofolio kredit atau margin dalam mendulang penghasilan, tapi mengandalkan pendapatan non bunga, seperti fee based income. "Mereka sudah mulai mencari peluang lain atau instrumen investasi dan kemudian menjual produk yang variatif," ujarnya.
Tren ini didorong oleh digitalisasi pesat selama masa pandemi Covid-19. Pesatnya transaksi digital banking membuat bank mampu meraup cuan dari fee based income.
Pendapatan non bunga, termasuk fee based income juga menjadi pendapatan alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh bank di tengah tren tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
BI sendiri telah menaikan suku bunga acuannya secara berturut-turut sejak Agustus 2022 hingga awal tahun ini sebesar 225 basis poin (bps). BI kemudian menahan laju suku bunga acuannya di level 5,75 persen hingga saat ini.
Sementara itu, dalam mendongkrak fee based income, ada sejumlah strategi yang bisa dilakukan bank. "Lakukan inovasi, variasi produk, servis, kemudahan-kemudahan dan kecepatan dalam transaksi. Basisnya mirip dengan fintech [financial technology]. Begitu ekosistem terbangun, fee based income akan terbangun," ujar Amin.
Sebelumnya, Founder Kurikulum Saham Alex Sukandar juga mengatakan fee based income akan terus meningkat dan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja bottom line perbankan didorong oleh pesatnya transaksi digital.
“Masyarakat semakin terbiasa dengan transaksi melalui platform digital. Hal ini menciptakan peluang bagi bank-bank untuk menawarkan berbagai layanan fee based melalui kanal digital, seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, pembelian produk keuangan, dan sebagainya,” ungkapnya.
Meningkatnya adopsi digital dimanfaatkan oleh bank seperti untuk melahirkan inovasi. Misalnya, bank dapat memperkenalkan layanan pembayaran digital yang lebih canggih, seperti dompet digital, pembayaran menggunakan teknologi QR code, atau integrasi dengan e-commerce platform.