Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan dapat melanjutkan tren positif, meskipun bank cenderung memasang target kredit moderat tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa kredit bank dapat tumbuh double digit dengan kondisi rasio permodalan yang tinggi.
“Perbankan Indonesia memiliki cushion yang memadai untuk menghadapi tantangan, peluang dan prioritas kebijakan serta pertumbuhan ekonomi pemerintah pada 2025,” katanya dalam jawaban tertulis, dikutip Sabtu (22/2/2025).
Dia lantas menyinggung bahwa penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed sebelumnya diperkirakan dapat agresif, tetapi belakangan ini berubah menjadi less aggressive dan cenderung masih berada dalam level yang tinggi.
Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik diharapkan dapat menarik minat investasi, sehingga meningkatkan peluang perluasan usaha dan permintaan kredit.
Dian juga berharap agar penurunan suku bunga acuan domestik pada tahun ini dapat menggerus biaya dana bank, tetapi pada saat bersamaan masih menarik bagi nasabah untuk menyimpan dana. Hal ini dinilai dapat meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Baca Juga
“Jika penghimpunan dana cukup positif, maka ketersediaan likuiditas perbankan akan tetap terjaga dan menjadi sumber utama penyaluran kredit perbankan,” lanjutnya.
Itu sebabnya, usai rilis laporan keuangan tahunan 2024, OJK masih akan berkoordinasi dengan perbankan dalam memantau dan mengevaluasi target rencana bisnis bank (RBB) dan pencapaiannya agar sesuai dengan kondisi terkini.
Dalam strategi pertumbuhan kredit, perbankan diharapkan dapat melakukan diversifikasi portofolio kredit dan inovasi berbagai produk kredit, sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Berdasarkan catatan Bisnis, pertumbuhan penyaluran kredit industri perbankan hingga akhir 2024 melanjutkan catatan double digit sebesar 10,39% secara tahunan (year-on-year/YoY) dengan nilai Rp7.827 triliun.
Namun demikian, sejumlah bank cenderung menetapkan target pertumbuhan yang lebih moderat dibandingkan performa penyaluran kredit yang dicapai pada tahun lalu.
Di antara bank-bank BUMN, misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan kredit 19,5% YoY hingga mencapai Rp1.670,55 triliun pada 2024. Namun, berdasarkan presentasi perusahaan, bank dengan ticker BMRI ini menetapkan target pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga 12% pada 2025.
Lebih lanjut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatat pertumbuhan kredit 11,6% YoY ke angka Rp775,87 triliun pada tahun lalu. Dalam paparan kinerja 2024, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mematok target pertumbuhan pada rentang 8% hingga 10% secara keseluruhan untuk tahun ini.
Selain itu, laju pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) tercatat sebesar 7,27% YoY menjadi Rp357,97 triliun pada 2024. Dalam materi paparannya, BTN menetapkan target penyaluran kredit sebesar 7% YoY hingga 8% YoY pada 2025.
Bank pelat merah lainnya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) merekam pertumbuhan kredit pada 2024 sebesar 7% YoY hingga mencapai Rp1.355 triliun. Namun, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut bahwa pertumbuhan kredit pada kisaran 7% hingga 9% menjadi target yang cukup prudent untuk 2025.
Senada, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menargetkan penyaluran kredit dapat bertumbuh pada kisaran 6% hingga 8% tahun ini, usai mencatatkan pertumbuhan 13,8% YoY menjadi Rp922 triliun pada tahun lalu.
“Kita sudah mencanangkan pertumbuhan kredit tahun ini itu di kisaran 6% sampai 8%. Itu menunjukkan bahwa kita juga ingin seluruh segmen tumbuh in line dalam hal ini, termasuk segmen konsumer,” kata Direktur BCA Haryanto Budiman dalam acara BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (20/2/2025).