Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Bank ke UMKM Makin Menciut, Inikah Alasannya?

Pada awal tahun ini atau per Januari 2025, penyaluran kredit UMKM makin menyusut, yaitu hanya tumbuh sebesar 2,88% YoY.
Ilustrasi UMKM/surakarta.go.id
Ilustrasi UMKM/surakarta.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit UMKM dari bank per Desember 2024 melambat pada level 3% year on year (yoy) dan menjadi pertumbuhan paling rendah sepanjang 2024. 

Bahkan, pada awal tahun ini atau per Januari 2025, penyaluran kredit UMKM makin menyusut, yaitu hanya tumbuh sebesar 2,88% YoY.

Di sisi lain, pembiayaan UMKM yang disalurkan dari fintech P2P lending atau pinjaman online per November 2024 tumbuh signifikan 14,7% yoy, walaupun nominalnya tak sebanding dengan bank, hanya Rp24,46 triliun.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) melihat fenomena tersebut berkaitan dengan permintaan pembiayaan dari pelaku UMKM yang tidak dapat dijangkau oleh perbankan. 

"Pelaku UMKM mencari pembiayaan alternatif, seperti pembiayaan dari pinjaman daring dan perusahaan pembiayaan. Pembiayaan alternatif tersebut menawarkan proses yang lebih mudah dan cepat," kata Huda kepada Bisnis, Kamis (20/2/2025).

Dengan begitu menurutnya menjadi hal lumrah ketika pelaku UMKM pindah ke pembiayaan alternatif tersebut. Selain itu, Huda melihat peluang untuk dapat pembiayaan bagi UMKM juga besar di pembiayaan alternatif, dibandingkan meminjam uang di perbankan.

Bila menilik kondisi market debitur yang ada, laporan World Bank 2021 mencatat jumlah penduduk unbanked di Indonesia mencapai 94,74 juta jiwa, setara 48% populasi orang dewasa di Indonesia dan menjadikan jumlah unbanked terbesar ke-4 di dunia.

Huda mengatakan perbankan dapat memanfaatkan sistem channeling melalui pembiayaan alternatif, khusunya pinjaman online. Di sini, perusahaan perbankan berperan sebagai lender atau pemberi dana dalam skema pinjaman online.

"Saat ini, porsi penyaluran pinjaman daring lebih banyak dari perbankan. Artinya, bisa jadi perbankan mulai mengatur strategi bahwa bukan bank yang menyalurkan secara langsung, tapi melalui pinjaman daring," ujarnya.

Mengacu data OJK, institusi perbankan memang menjadi lender dengan outstanding paling besar. Sampai dengan November 2024, outstanding pinjaman dari lender perbankan mencapai Rp44,77 triliun, tumbuh signifikan sebesar 49% yoy dibanding periode yang sama di 2023.

Porsi lender institusi perbankan tersebut mencapai 59% dari total outstanding lender pinjaman online di periode tersebut yang mencapai Rp75,60 triliun.

"Bagi bank, ini sesuatu yang menguntungkan. Risiko bisa di-manage dan ditanggung oleh kedua belah pihak. Tidak perlu melakukan verifikasi data sendiri," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper