Bisnis.com, JAKARTA— Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) memiliki obligasi yang akan jatuh tempo pada 7 Oktober 2023. Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2022 Seri B tersebut memiliki nilai emisi senilai Rp395 miliar.
Corporate Communication Head BFI Finance Dian Fahmi mengatakan perusahaan telah menyiapkan dana dari kas internal untuk pelunasan pokok dan bunga obligasi tersebut.
“Pada saat ini, BFI memiliki likuiditas dana yang cukup sehingga tidak memerlukan penerbitan obligasi yang baru atau menarik pinjaman dari bank untuk pelunasan obligasi ini,” kata Dian kepada Bisnis, Minggu (6/8/2023).
Dian juga menyebut BFI Finance belum ada rencana untuk penerbitan obligasi yang baru pada kuartal III/2023. Di sisi lain, dia menyinggung soal bagaimana cara meningkatkan nilai obligasi perusahaan supaya lebih menarik.
Menurutnya, korporasi penerbit obligasi harus dapat memiliki rekam jejak yang baik dalam hal kinerja keuangan, reputasi, dan tata kelola perusahaan secara profesional.
BFI Finance diketahui bukan satu-satunya perusahaan multifinance yang menerbitkan obligasi. Beberapa perusahaan juga memilih opsi obligasi dibandingkan mengambil kredit di bank.
Seperti halnya, PT KB Finansia Multi Finance (Kreditplus) yang kembali menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun dengan bunga sebesar 6,20 persen dan 7,30 persen pada 20 Juni 2023.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno manilai banyaknya perusahaan leasing yang lebih tertarik menerbitkan obligasi dibanding meminjam dari perbankan lantaran untuk menyeimbangkan biaya dana perusahaan serta imbal hasil yang lebih baik.
“Perusahaan pembiayaan menerbitkan obligasi itu mencari sumber pendanaan lain dari non-bank adalah untuk menyeimbangkan atau membuat average cost of fund menjadi lebih baik,” kata Suwandi saat ditemui di Kantor Bisnis Indonesia, Selasa (25/7/2023).
Suwandi melihat rata-rata perusahaan pembiayaan yang gencar melakukan penerbitan obligasi berasal dari kalangan pelaku usaha jasa keuangan yang memiliki peringkat (rating) obligasi yang bagus, seperti rating Triple-A (AAA) maupun Double-A (AA).
“Karena mereka [perusahaan leasing] mempunyai rating yang sangat bagus dan memiliki competitive advantages, menawarkan imbal hasil kepada pemegang obligasi dengan suku imbal hasil yang dibandingkan dengan perbankan masih lebih baik daripada pinjam ke perbankan,” jelasnya.
Di samping itu, umumnya, lanjut Suwandi, rata-rata perusahaan pembiayaan yang menerbitkan obligasi merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perbankan dengan kinerja keuangan yang apik. Hal ini yang kemudian berpengaruh pada peringkat suatu perusahaan pembiayaan.