Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI, PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) mencatatkan laba bersih selama enam bulan pertama 2023 mencapai Rp127,67 miliar, tumbuh 312,35 persen secara tahunan(year-on-year) dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30,96 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Kamis (10/8/2023) pertumbuhan laba bank yang sebelumnya memiliki nama PT Bank Mayora ini didorong oleh sejumlah faktor, salah satunya peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 76,46 persen yoy menjadi Rp243,03 miliar pada Juni 2023 dari Rp137,73 miliar pada Juni 2022.
Bank juga mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 32,75 persen yoy menjadi Rp2,22 miliar pada semester I/2023 dari Rp1,67 miliar pada semester I/2022. Pendapatan lainnya pun ikut tumbuh sebesar 31,14 persen yoy menjadi Rp11,58 miliar pada Juni 2023 dari Rp8,83 miliar pada Juni 2022.
Dari sini, laba operasional Hibank pada semester I/2023 tercatat Rp125,88 miliar, sedangkan pada semester I/2022 senilai Rp35,11 miliar. Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan, hasilnya Hibank pun membukukan laba bersih tahun berjalan Rp127,67 miliar pada akhir Juni 2023.
Selanjutnya, pada rasio profitabilitas, Hibank mencatatkan perbaikan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) naik 308 basis poin (bps) dari 2,77 persen menjadi 5,85 persen. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) Hibank naik 145 bps dari posisi 0,73 persen menjadi 2,18 persen.
Hibank juga membukukan penyusutan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga 1.931 bps menjadi 66,95 persen pada semester I/2023 dari 86,26 persen pada semester I/2022. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Adapun, dalam hal intermediasi, Hibank telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp4,74 triliun pada Juni 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,02 triliun. Alhasil, aset bank turut naik 5,79 persen yoy menjadi Rp12,64 triliun dari Rp11,95 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, Hibank pun mengalami perbaikan rasio kredit bermasalah, di mana (nonperforming loan/NPL) gross turun 209 bps dari 4,21 persen ke level 2,12 persen dan NPL net yang menyusut 138 bps dari 2,17 persen ke level 0,79 persen pada paruh pertama tahun ini.
Dari sisi pendanaan, Hibank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp7,75 triliun, naik 7,18 persen yoy. Di mana, dana murah atau current account savings account (CASA) mengalami penurunan 17,10 persen yoy dari Rp2,85 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp2,37 triliun.