Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan (multifinance) menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) senilai Rp161,4 triliun pada Juni 2023.
Nominal penyaluran ke sektor UMKM itu mampu tumbuh 24,57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya hanya mencapai Rp129,57 triliun.
Perinciannya, sektor usaha mikro mengalami pertumbuhan sebesar 49,13 persen yoy menjadi Rp62,74 triliun. Lalu, usaha kecil menjadi Rp50,97 triliun atau naik 24,73 persen yoy.
Sementara itu, penyaluran ke sektor usaha menengah tumbuh tipis 2,26 persen yoy menjadi Rp47,68 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencapai Rp46,63 triliun.
Data Statistik Lembaga Pembiayaan OJK edisi Juni 2023 mencatat penyaluran ke sektor UMKM yang diberikan perusahaan multifinance mengambil porsi sebesar 34,24 persen dari total pembiayaan sebesar Rp471,35 triliun.
Adapun, untuk penyaluran ke sektor usaha besar mencapai Rp74,62 triliun atau tumbuh 21,72 persen yoy dari Rp61,3 triliun. Sedangkan kategori lainnya juga terpantau meningkat 9,42 persen yoy menjadi Rp235,33 triliun.
Baca Juga
Dari tingkat kesehatan, perusahaan pembiayaan mencatatkan rasio return-on-asset (ROA) dan return-on-equity (ROE) masing-masing berada di level 5,84 persen dan 15,43 persen pada akhir Juni 2023.
Lebih lanjut, OJK menyampaikan perusahaan pembiayaan mencatatkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang semakin efisien yang kini berada di level 77,85 persen pada Juni 2023.
Namun, regulator mengungkapkan terdapat sedikit kenaikan risiko kredit di industri perusahaan pembiayaan, namun risiko kredit tersebut masih cukup terkendali.
Di sisi lain, rasio pembiayaan yang bermasalah (non-performing financing/NPF) di industri perusahaan pembiayaan terus bergerak naik menjadi 2,67 persen pada Juni 2023.