Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paylater Sikat Kartu Kredit, Pinjaman Tembus Rp25 Triliun Pengguna 13 Juta

Pengguna paylater mencapai sekitar 13 juta debitur atau 2 kali lipat dari penguna kartu kredit yang hanya sekitar 6 juta debitur.
Ilustrasi sistem pembayaran dengan metode Paylater/Freepik
Ilustrasi sistem pembayaran dengan metode Paylater/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mencatat outstanding amount paylater mencapai Rp25,16 triliun pada semester I/2023. Angkanya melonjak 29,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau naik 3,52 persen secara mtm.

Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengungkapkan salah satu penyebab peningkatan outstanding paylater adalah proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan cepat serta promo-promo yang menarik pada e-commerce maupun merchant-merchant yang ada.

“Hal ini juga didukung oleh perbaikan ekonomi pasca Covid dan lembaga keuangan baik bank, multifinance, dan P2P lending yang memberikan kemudahan bagi pembiayaan paylater,” ungkap Yohanes kepada Bisnis, Selasa (22/8/2023).

Menurutnya, peningkatan penggunaan paylater merupakan sinyal positif karena membaiknya perekonomian Indonesia pasca Covid.

Berdasarkan data di IdScore, pengguna atau debitur paylater mencapai sekitar 13 juta debitur. Angka ini lebih tinggi 2 kali lipat dibandingkan debitur penguna kartu kredit yang hanya sekitar 6 juta debitur.

“Ini dapat diasumsikan bahwa penetrasi paylater lebih mudah diadopsi oleh masyarakat dibandingkan kartu kredit ataupun produk konsumtif lainnya di Indonesia,” ujarnya.

Kendati demikian, Yohanes menuturkan peningkatan paylater ini sejalan dengan peningkatan non-performing loan yang mencapai 6,78 persen dibandingkan kartu kredit yang hanya 1,79 persen.

Oleh karena itu, Yohanes mengungkapkan tujuan inklusi keuangan atas penggunaan paylater perlu dibarengi dengan literasi keuangan dan mitigasi risiko yang memadai dari penyelenggara paylater, dengan menggunakan berbagai data yang dimiliki serta analisa credit scoring.

Sementara, IdScore juga mencatat tren kredit macet paylater pada paruh pertama 2023 terus meningkat sejak awal tahun.

Yohanes menyebutkan berdasarkan data IdScore, total outstanding yang masuk ke kredit macet senilai Rp2,15 triliun per Juni 2023.

“Ini meningkat tajam 10,82 persen dibandingkan Mei 2023 atau meningkat 20,78 persen dibandingkan Januari 2023,” kata Yohanes.

Yohanes mengungkapkan kalangan yang mendominasi kredit macet paylater berasal dari usia di bawah 30 tahun. Selain itu, kredit macet paylater ini juga didominasi di kalangan usia 30–50 tahun serta usia di atas 50 tahun.

Adapun, ekonom membeberkan sejumlah langkah untuk menghindari dari ketergantungan penggunaan produk paylater di kalangan generasi milenial. Pasalnya, paylater cenderung digunakan untuk kebutuhan konsumtif dan memicu perilaku boros di generasi muda.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan kunci utama agar terbebas dari jeratan paylater adalah dengan edukasi yang konsisten.

Edukasi ini bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, komunitas, dan influencer. Merujuk hasil studi Celios, Bhima menyampaikan tujuh dari 10 investor ritel mengandalkan influencer untuk mempengaruhi keputusan keuangannya.

“Jadi, ada korelasi antara era media sosial yang terus meningkat dengan pengaruh informasi yang diterima oleh gen Z dan milenial,” ungkap Bhima kepada Bisnis, Selasa (22/8/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper