Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Indonesia meraih The Best Performance Insurance untuk kategori Asuransi Jiwa Aset di Atas Rp25 Triliun dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023.
Dalam kategori asuransi jiwa aset terbesar dalam industri ini, Allianz Life bersaing dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT AIA Financial, PT Prudential Life Assurance, serta PT Axa Mandiri Financial Services untuk menjadi yang terbaik. Penghargaan diserahkan pada Kamis (24/8/2023).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi pada 2022, Allianz Life Indonesia mencatatkan total aset mencapai Rp41,19 triliun. Secara konsolidasi perusahaan membukukan laba setelah pajak senilai Rp635,55 miliar sepanjang 2022.
Allianz Life Indonesia mengalami pertumbuhan laba mencapai 27,56 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2021. Periode ini Allianz Life mencetak laba Rp498,22 miliar.
Dari sisi permodalan, jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan mencapai Rp7,2 triliun atau naik sedikit dibandingkan pada 2021 yakni Rp7,15 triliun.
Rasio pencapaian solvabilitas atau risk-based capital (RBC) Allianz Life Indonesia berada di angka 335 persen pada 2022.
Baca Juga
Angka tersebut berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120 persen. Pada Juni 2023, Allianz Life Indonesia secara konvesional membukukan laba setelah pajak senilai Rp87,85 miliar per 30 Juni 2023.
Total aset Allianz Life Indonesia periode ini menjadi Rp38,07 triliun per Juni 2023. Total ekuitas juga menguat 9,63 persen yoy menjadi Rp6,05 triliun dari semula Rp5,52 triliun.
Beranjak ke indikator kesehatan keuangan, Allianz Life Indonesia mencatat RBC berada pada level 340,92 persen pada Juni 2023. Posisi itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu pada angka 287,64 persen.
Anggota Dewan Juri BIFA 2023 Suwandi Wiratno sebelumnya menuturkan ajang penjurian BIFA 2023 mencari perusahaan-perusahaan terbaik di industri jasa keuangan, yaitu dari sisi kinerja keuangan serta efisiensi yang salah satunya diukur dari pertumbuhan laba.
Untuk kategori perbankan misalnya, nominasi pemenang BIFA 2023 dilihat dari sisi kelompok bank dengan modal inti (KBMI), dana pihak ketiga (DPK), hingga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
Kemudian, penjurian BIFA 2023 untuk perusahaan asuransi dilihat dari sisi pemenuhan kriteria seperti kecukupan permodalan. Sedangkan untuk kategori perusahaan pembiayaan akan dilihat dari sisi aset.
“Harapannya dengan diberikannya BIFA 2023, bisa mendorong pelaku-pelaku industri untuk menjaga kinerja keuangan, GCG, hingga compliance [kepatuhan],” kata Suwandi.