Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menilai insentif terbaru dari Bank Indonesia mampu mendorong pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir tahun nanti.
Seperti diketahui, Bank Indonesia telah menajamkan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial kepada bank sebagai stimulus untuk memacu penyaluran kredit. Pada awalnya kebijakan yang berlaku mulai 1 April 2023, besaran total insentif diberikan maksimal 2,8 persen kepada bank yang menyalurkan kredit ke 46 sektor prioritas, sektor inklusif, dan pembiayaan hijau.
Sementara berdasarkan kebijakan yang baru diumumkamm, insentif yang dapat diterima bank dinaikkan menjadi 4 persen, dengan penyaluran kredit ke sektor hilirisasi, perumahan, pariwisata, inklusif, dan sektor ekonomi keuangan hijau.
Implementasi kebijakan likuiditas makroprudensial BI juga dilakukan melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan giro wajib minimum (GWM) rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan kebijakan insentif dari BI itu cukup membantu bank dan sejauh ini kredit tumbuh cukup baik. Ia mengatakan sejauh ini penyaluran kredit di CIMB Niaga telah tumbuh sekitar 8 persen.
"Kami pun memperkirakan penyaluran kredit akan tetap baik sampai akhir tahun. Kami tidak merevisi target karena memang sesuai dengan target," kata Lani kepada Bisnis pada Senin (28/8/2023).
Baca Juga
Akan tetapi, menurut Lani yang lebih dibutuhkan oleh bank saat ini guna mendongkrak kredit adalah kestabilan suku bunga acuan BI. "Yang menjadi tantangan penyaluran kredit adalah cost of fund [biaya dana], sehingga kami berharap tidak ada kenaikan BI rate," ujar Lani.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial yang dikeluarkan BI akan membantu kelonggaran likuiditas perbankan sekaligus mendorong penyaluran kredit lebih cepat. "Namun, tinggal bagaimana bank dapat menggarap sektor-sektor potensial yang ada dan menjaga kualitas penyalurannya dengan baik," ujarnya kepada Bisnis.
Bank BJB sendiri mencatatkan pertumbuhan kredit 9,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2023. "Kami pun optimistis target penyaluran kredit dapat tercapai sesuai target dengan pertumbuhan 9-11 persen," tutur Yuddy.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI menajamkan insentif dalam rangka mendorong pertumbuhan kredit guna pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Penajaman insentif ini pun akan menambah likuiditas bank.
"Peningkatan itu menambah likuiditas Rp47,9 triliun," kata Perry dalam pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan lalu (25/7/2023).
Berdasarkan laporan Uang Beredar dari BI, penyaluran kredit pada Juli 2023 tercatat sebesar Rp6.663,6 triliun, atau tumbuh 8,5 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8 persen yoy.