Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Leasing Melambat secara Bulanan pada Juli 2023

Pada Juli 2023 terjadi sedikit perlambatan pembiayaan multifinance atau leasing pada Juli 2023.
Ilustrasi multifinance/Freepik
Ilustrasi multifinance/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat adanya perlambatan pembiayaan pada industri leasing pada semester II/2023. Hal tersebut tampak dari perlambatan pembiayaan secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan pada semester I/2023. 

“Dari data yang ada kalau kami bandingkan data pembiayaan ini, pada perusahaan pembiayaan terjadi sedikit perlambatan diperiode yang sekarang month to month-nya adalah 0,57 persen. Dibandingkan dengan periode sebelumnya 0,74 persen,” kata Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK dalam Konferensi Pers virtual Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulan Agustus 2023, Selasa (5/9/2023). 

Meskipun terjadi perlambatan, Agusman mengatakan secara umum data tahunan (year on year/yoy) industri penbiayaan masih pada level yang tinggi. Diketahui piutang pembiayaan perusahaan leasing mencapai Rp447,03 triliun pada Juli 2023.

Piutang pembiayaan di sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 16,22 persen secara tahunan“Ini didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 28,37 persen dan 16,09 persen yoy,” kata Agusman. 

Selain itu, profil risiko pembiayaan terpantau masih terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) gross berada di level 2,69 persen pada Juli 2023. Sementara itu, gearing ratio di perusahaan pembiayaan mencapai 2,24 kali pada Juli 2023. 

“Ini semua jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” ungkapnya.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance) sebelumnya mengaku optimistis terhadap kondisi bisnis multifinance saat ini. Meskipun ada prediksi perlambatan, WOM Finance menilai hal tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap bisnis perusahaan. 

Bahkan Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mencatat perusahaan berhasil membukukan piutang pembiayaan sebesar Rp5,9 triliun pada Agustus 2023 atau meningkat sebesar 1,7 persen dibandingkan pada Juni 2023. Selain itu, perusahaan juga belum melihat adanya perubahan profil risiko pada nasabah perusahaan. 

“Namun perusahaan tentunya terus berusaha menjaga kualitas portofolio yang sehat dan terus bertumbuh,” kata Cincin kepada Bisnis, Senin (4/8/2023). 

Respons Pelaku Multifinance

Di sisi lain, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman  mengatakan dalam memitigasi kemungkinan yang diprediksi oleh OJK, pihaknya selalu melakukan proses akuisisi dengan penerapan suku bunga berbasis profil risiko nasabah (risk base pricing). 

Dengan demikian, dia menyebut pendapatan perusahan tetap terjaga seiring dengan kualitas portfolio yang sehat. Selain itu, lanjut Ristiawan, CNAF juga fokus dalam memberikan pelayanan yang lebih kepada nasabah existing Bank CIMB Niaga. 

“Sehingga loyalitas nasabah yang mempunyai lebih dari satu produk perbankan tetap dapat dijaga dengan baik,” kata Ristiawan saat dihubungi Bisnis, Selasa (11/7/2023). 

Prediksi OJK soal Piutang Pembiayaan

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance pada semester II akan melambat dan diperkirakan tidak setinggi semester I/2023. 

Menurutnya dengan berakhirnya status pandemi Covid-19, perusahaan pembiayaan harus waspada terhadap perubahan profil risiko nasabah yang pada saat pandemi layak dibiayai karena sebagian persentase pendapatan dapat ditabung, misalnya biaya transportasi bagi pekerja/profesional. 

“Situasi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi delinquency rate nasabah yang memiliki fixed income tersebut,” kata Ogi. 

Dia mengatakan NPF bisa jadi bergerak sedikit naik, tetapi masih disimpulkan bahwa risiko pembiayaan masih cukup terkendali.

Berdasarkan data Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan, piutang pembiayaan tumbuh menjadi Rp441,23 triliun dari Rp379,11 triliun per Mei 2022 atau tumbuh sebesar 16,38 persen yoy atau tumbuh sebesar 6,10 persen ytd. 

Dengan mempertimbangkan realisasi pembiayaan sampai dengan Mei tersebut, OJK menilai target pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 15 persen untuk tahun 2023 masih cukup realistis.

“Pertumbuhan piutang pembiayaan ini dikontribusi oleh penyaluran pembiayaan di sektor produktif baik pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja,” kata Ogi. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper