Bisnis.com, JAKARTA - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) memastikan tidak lagi menggarap bisnis ritel setelah menjual lini bisnis consumer banking kepada Bank UOB Indonesia. Penjualan portofolio itu ditarget rampung dalam waktu dekat ini.
Head of Banking, Capital Markets and Advisory Citi Indonesia Anthonius Sehonamin menyebut pihaknya akan fokus ke bisnis corporate banking dan tidak akan menyalurkan credit consumer langsung secara ritel.
"Jadi memang dikasih ke korporasi, tapi end used-nya menuju customer. Memang strategi dari Citi nanti hanya korporasi saja wholesale banking. Bukan berarti kami tidak berkomitmen ke ujungnya customer], cuma kita harus lewat para klien kami [korporasi]," katanya saat Media Workshop di Ritz Carlton, Kamis (21/9/2023).
Sejauh ini, Citi Indonesia telah terlibat dalam berbagai pendanaan korporasi, misalna pada Mei 2022 lalu ikut berkontribusi dalam pendanaan sebesar Rp 1,4 triliun untuk PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). Pembiayaan ini diperuntukkan untuk bisnis kredit rumah.
Lainnya, perusahaan mengucurkan Rp150 miliar ke PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM) untuk dukung pengusaha mikro di Indonesia pada Maret 2023. Tak hanya itu, Citi pun sempat mengumumkan fasilitas pembiayaan sosial lewat Home Credit senilai Rp275 miliar pada 9 Desember 2022.“Karena at the end of the day, misal PNM dengan Rp150 miliar untuk disalurkan lagi ke micro segment atau wanita. Ini yang mau kita coba bilang bahwa kami tidak melupakan consumern-ya cuma kita harus lewat klien [korporasi],” ucapnya.
Lebih lanjut, Country Head of Public Affairs Citi Indonesia Puni A. Anjungsari menyampaikan proses akuisisi ini sebagai "jual putus," yang berarti begitu proses akuisisi selesai, Bank UOB Indonesia akan langsung mengambil alih dan mengelola bisnis consumer Citi Indonesia tanpa perlu terlalu lama mendampingi oleh sistem Citigroup.
Baca Juga
Sementara itu, hal berbeda terjadi dari negara lain, di mana, proses akuisisi mungkin berlangsung lebih lambat karena pembeli harus terlebih dahulu didampingi oleh sistem Citigroup sebelum benar-benar dapat mengambil kendali atas bisnis yang diakuisisi.
“Tapi, akusisi ini tidak hanya bisnis consumer-nya saja ya. Tapi, semua elemen mulai dari kantor cabang, call center dan karyawan juga diambil alih oleh UOB. Harus sepaket semuanya,” kata Puni di sela-sela obrolan.
Sebagaimana diketahui, Citigroup melepas bisnis konsumer di Asia Tenggara kepada UOB Group. Selain di Indonesia, negara yang terdampak adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
UOB Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara Asia Tenggara senilai 5 miliar dolar Singapura atau setara dengan Rp53,21 triliun.
Bisnis ini mencakup portofolio bisnis pinjaman tanpa agunan dan pinjaman beragunan, wealth management dan retail deposit atau tabungan segmen ritel. Citigroup juga akan keluar dari China, India, Australia, Polandia, dan Rusia.