Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada September 2023 berpotensi menyusut sebesar US$1 miliar hingga US$2 miliar.
Andry mengatakan, berdasarkan data aliran modal sejak pertemuan FOMC pada 14 September 2023 hingga saat ini, tercatat investor asing telah keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp14 triliun.
Sejalan dengan itu, tercatat aliran modal keluar dari pasar saham sebesar Rp2,5 triliun. Secara total, aliran modal asing telah keluar Rp16,5 triliun dari pasar keuangan domestik.
“Pada saat yang sama rupiah juga melemah 1,7 persen. Dengan asumsi bahwa rupiah dijaga volatilitasnya, maka kemungkinan cadangan devisa berkurang antara US$1 miliar hingga US$2 miliar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/10/2023).
Menurutnya, cadangan devisa Indonesia masih dibayangi risiko, terutama oleh kebijakan the Fed yang diperkirakan masih hawkish untuk waktu yang lebih lama. Kondisi ini akan menyebabkan berlanjutnya ketidakpastian di pasar negara berkembang, yang juga akan memberikan tekanan pada nilai tukar, termasuk rupiah.
“Misalnya kenaikan FFR [The Fed Fund Rate] semakin ditunda di bulan Desember, bukan pada November, sehingga menimbulkan market overhang dan tekanan nilai tukar negara-negara berkembang dan likuiditas valas di dalam negeri,” jelasnya.
Baca Juga
Untuk mengantisipasi hal itu, Andry menilai bahwa otoritas perlu memastikan kecukupan likuiditas valas di sektor keuangan domestik.
Adapun, pada Agustus 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa sebesar US$137,1 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2023 sebesar US$137,7 miliar.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
BI menyatakan, posisi cadangan devisa pada Agustus 2023 setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
BI pun menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan domestik.