Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA dan Mandiri Terjun Bisnis Paylater, Ada Kesempatan untuk Bank Kecil?

Bank besar seperti BCA dan Bank Mandiri mulai terjun ke bisnis paylater, bagaimana dengan bank-bank menengah dan kecil?
Ilustrasi wanita sedang berbelanja di situs online menggunakan skema pembayaran paylater./ Dok. Freepik.
Ilustrasi wanita sedang berbelanja di situs online menggunakan skema pembayaran paylater./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank besar mulai terjun ke bisnis beli sekarang bayar nanti (buy now pay later) atau akrab disebut paylater seiring dengan perkembangan pengguna dan transaksi yang terus meningkat.

Sebagaimana diketahui, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah resmi meluncurkan layanan paylater yang dapat diakses melalui aplikasi myBCA. Melansir dari website resminya, Paylater BCA merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran melalui scan QRIS di aplikasi myBCA.

Pembayaran kembalinya dapat dicicil dengan pilihan jangka waktu. Untuk bisa menggunakan fitur cicilan ini, nasabah harus sudah memiliki BCA ID.  Beberapa fitur utama dari Paylater BCA antara lain limit kredit hingga Rp20 juta dengan mekanisme revolving, dan pilihan tenor cicilan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan dengan suku bunga sampai dengan 2 persen flat per bulan.

Selain BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memiliki produk paylater meski saat ini baru nasabah terpilih saja yang bisa mendapatkan penawaran paylater di aplikasi Livin'.

BMRI menargetkan layanan Livin' Paylater akan diluncurkan pada akhir 2023. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan untuk saat ini hanya nasabah terpilih saja yang bisa mendapatkan penawaran Livin' Paylater dari Bank Mandiri di aplikasi Livin'.  

“Hal ini kami lakukan, untuk memastikan pengalaman terbaik yang akan dirasakan oleh nasabah kami. Nasabah yang terpilih juga merupakan nasabah eksisting yang didaftar oleh Bank Mandiri sesuai dengan ketentuan produk Livin’ Paylater,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (4/10/2023).

Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan produk paylater perbankan mirip dengan layanan kartu kredit, tetapi dengan limit kecil yang dibentuk dalam sistem yang tersendiri dengan tetap terintegrasi dalam core banking system.

Amin menilai pengembangan layanan paylater hanya bisa dilakukan oleh bank besar yang memiliki infrastruktur kuat dan kecukupan modal besar untuk melakukan investasi. Menurutnya, inovasi ini tidak bisa diikuti oleh bank menengah kecil.

Dia berpendapat bank berskala menengah kecil sebaiknya bekerja sama dengan provider atau e-commerce menjadi pilihan yang baik. "Ini untuk efisiensi bisnis," jelasnya.

Amin juga menyampaikan layanan paylater merupakan peluang bisnis yang besar karena bank bisa mengoptimalisasikan pembiayaan dengan lebih fleksibel. 

“Jadi, tanpa ketemu customer langsung, diberi link, kemudian customer mengisi, konsepnya sama dengan P2P [peer-to-peer], fintech, ini konsep yang sangat inovatif dan bagus,” ujar Amin.

Lebih lanjut, dirinya menuturkan layanan paylater yang dibuat perbankan kemungkinan besar dapat unggul di pasaran. “Ya, kalau kita lihat dari permodalan, infrastruktur, human capital, SOP, ya bank lebih mumpuni, karena bagaimananapun paylater adalah konsep pembiayaan, bahkan untuk penanganan risiko, pasti bank lebih mumpuni,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper