Skrining Kesehatan Diharapkan Tingkatkan Derajat Kesehatan Peserta JKN

Salah satu hal yang menjadi isu pembiayaan kesehatan secara global adalah makin tergerusnya biaya akibat penyakit kronis tidak menular yang berbiaya katastropik
Foto: Skrining Kesehatan Diharapkan Tingkatkan Derajat Kesehatan Peserta JKN
Foto: Skrining Kesehatan Diharapkan Tingkatkan Derajat Kesehatan Peserta JKN

Bisnis.com, SEOUL – Salah satu hal yang menjadi isu pembiayaan kesehatan secara global adalah makin tergerusnya biaya akibat penyakit kronis tidak menular yang berbiaya katastropik, penuaan populasi yang memiliki risiko kesehatan, serta antisipasi terhadap penyakit-penyakit akibat perubahan alam dan lingkungan hidup.

Direktur Jaminan Pelayaan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati mengatakan salah satu upaya BPJS Kesehatan untuk menjaga keberlangsungan Program JKN adalah mengoptimalkan program promotif dan preventif.

“Program promotif preventif diharapkan dapat mengendalikan angka penderita penyakit kronis serta memastikan status kesehatan peserta JKN menjadi lebih baik,” kata Lily dalam The ISSA Technical Seminar bertajuk Improving Health Insurance Systems, Coverage and Service Quality yang diselenggarakan oleh ISSA Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC Health) dan ISSA Liaison Office for East Asia National Health Insurance Service, berkolaborasi dengan National Health Insurance Service (NHIS), Korea Selatan.

Pada tahun 2022 pembayaran klaim layanan kesehatan Program JKN mencapai Rp113,47 triliun. Adapun dari klaim tersebut terdapat delapan kasus penyakit berbiaya katastropik. BPJS Kesehatan membiayai 23.265.166 kasus penyakit berbiaya katastropik ini dengan total pembiayaan sebesar Rp24,05 triliun. Mulai dari penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, talasemia, leukimia hingga sirosis hati.

“Sebagai upaya menurunkan angka tersebut, pada level pertama kami mengoptimalkan Skrining Riwayat Kesehatan. Kita kelompokkan peserta JKN yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi, jika berisiko tinggi, akan kita arahkan ke fasilitas kesehatan supaya diperiksa dan ditangani lebih lanjut segera. Tercatat sampai dengan 9 September 2023, terdapat 21,74 juta peserta JKN yang telah memanfaatkan layanan Skrining Riwayat Kesehatan untuk mengetahui potensi risiko penyakit yang dimilikinya,” kata Lily.

Lily berharap layanan promosi, pencegahan, skrining dan konsultasi diperkuat, sehingga bukan hanya peserta JKN yang sakit saja yang dapat memanfaatkan layanan JKN tetapi juga yang sehat dapat memanfaatkannya. Skrining riwayat kesehatan dapat diakses peserta lewat Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA), atau website BPJS Kesehatan.

Saat ini BPJS Kesehatan juga menjamin skrining kesehatan lanjutan seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker serviks, dan kanker payudara. Menurut Lily, ke depannya jenis layanan skrining yang dijamin BPJS Kesehatan akan diperluas.

Rencananya, layanan skrining yang dijamin BPJS Kesehatan akan ditambah lagi secara bertahap hingga menjadi 14 jenis skrining. Layanan skrining tersebut di antaranya meliputi skrining talasemia, skrining anemia, skrining hepatitis, skrining tuberkulosis, skrining kanker paru, dan beberapa skrining lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper