Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan konsep hybrid saat ini masih menjadi satu strategi yang paling optimal dalam membangun dunia bisnis yang berkelanjutan.
Dirinya tak menampik, digitalisasi memang dapat mempercepat proses, akan tetapi kolaborasi yang menghasilkan partnership antara dunia nyata dengan virtual juga menjadi penting.
“Selama Covid-19 itu blessing in disguise, bahkan saat itu banyak orang percaya digital adalah the one and only, tapi setelah Covid-19 selesai, ternyata digital only tidak cukup, perlu adanya kolaborasi partnership,” katanya dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) XII 2023, Selasa (10/10/2023).
Dia pun mengibaratkan dunia bisnis layaknya delivery food, di mana hingga saat ini belum ada satupun restoran yang sepenuhnya memakai robot.
“Semua bahan baku dibuat robot, makanan dibuat oleh cara robotic, lalu pengiriman [makanan] pakai drone, itu kan belum ada. Mungkin, 10-20 tahun bisa jadi ada. Tapi, kan tetap ada orang yang masak di restoran, untuk kasih bumbu karena konsumen kan ada yang seleranya pedas, pedas banget, dan lain-lain,” ujarnya.
Menurut Jahja, pendekatan hybrid yang menggabungkan aspek dunia fisik dan digital adalah yang paling optimal dalam dunia bisnis dan kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Baca Juga
Adapun, sebagai perbankan, Jahja meyakini pentingnya pemahaman yang menyeluruh dalam menghadapi tantangan menciptakan ekonomi berkelanjutan.
“Sehingga, kami bertekad untuk menggali potensi kolaborasi lintas sektor dan inovasi berbasis teknologi digital dalam menghasilkan solusi ramah lingkungan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui pendekatan ekologi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Rachmat Kaimuddin menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dan kemitraan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kolaborasi efektif dalam memanfaatkan berbagai sumber daya di Indonesia dapat mempercepat transisi ekonomi hijau di era perubahan iklim. Hal ini diyakini dapat membuka peluang mencapai Indonesia Emas 2045 dan mempercepat target pencapaian Net-Zero Emission pada 2060,” katanya.
Sebagai informasi, BCA telah menyalurkan sekitar Rp76 triliun untuk pembiayaan hijau pada kuartal I/2023, mengalami peningkatan sebesar 4,9 persen secara YoY dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, dalam sektor sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, BCA telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp60,4 triliun, sementara untuk transportasi berkelanjutan mencapai Rp7 triliun, dan untuk pembiayaan energi terbarukan mencapai Rp2,9 triliun. BCA juga telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp327 miliar untuk mendukung kendaraan listrik pada kuartal I/2023.