Bisnis.com, JAKARTA — Industri remitansi terus berkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi. Dahulu masyarakat harus mengantre di bank ataupun kantor pos untuk mengirim uang ke luar negeri.
Kini, masyarakat hanya perlu menggunakan ponsel atau gadgetnya untuk mengirim uang ke luar negeri. Salah satu platform financial technology (fintech) yang menyediakan layanan kirim uang ke luar negeri, Wise optimistis bahwa remitansi digital akan terus bertumbuh.
Terlebih penetrasi layanan digital masyarakat juga semakin meningkat. “Kebutuhan akan remitansi arah digital proporsinya akan terus meningkat,” kata Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono dalam wawancara bersama Bisnis di Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).
Untuk terus meningkatkan industri remitansi, Elian mengatakan pentingnya transparansi biaya kirim uang ke luar negeri. Dari studi yang dilakukan Wise terungkap adanya Rp6,8 triliun biaya tersembunyi dari total Rp15,09 transaksi layanan luar negeri.
Layanan transaksi luar negeri tersebut termasuk biaya mengirim uang antar negara (remitansi) dan biaya transaksi di luar negeri. Adanya biaya tersembunyi disebabkan markup nilai tukar kurs dari total layanan transaksi luar negeri.
“Kalau misal kirim uang antar negara, ada provider yang bilang bahwa kita enggak ada biaya, tapi sebenernya yang customer enggak lihat itu fx currency-nya mereka tambahin di situ,” kata Elian.
Baca Juga
Artinya nilai tukarnya ditingkatkan lebih dahulu dibandingkan dengan nilai pasar. Banyak yang tidak menyadari terkait dengan perbedaan kurs tersebut yang membuat adanya biaya tersembunyi.
Elian mencontohkan Wise sendiri menggunakan kurs tengah yang mengacu pada Google dan XE Currency Converter. Namun memang ada biaya lain seperti biaya untuk aplikasi dan Value Added Tax (VAT).
“Nah kami ingin mencoba mendorong industri itu merujuk ke kurs tengah itu. Nah kalau mereka mau tambahin margin ya marginnya disampaikan sebagai biaya,” tuturnya.
Elian mengatakan apabila pengguna akan mengirimkan uang ke luar negeri nantinya ditunjukan rincian-rincian biaya hingga jumlah yang diterima dengan kurs tengah (kurs pasar). Lewat Wise, apabila akan mengirimkan uang Rp1 juta ke Amerika Serikat (AS).
Platform akan menampilkan rincian-rincian antara lain biaya untuk aplikasi yakni Rp19.337, VAT Rp2.127, sehingga totalnya Rp21.464. Sementara itu, uang yang akan diterima penerima mencapai US$62,19. Adapun kurs tengah yang digunakan pada transaksi tersebut menggunakan Rp15.735 mengacu BI.
Dia pun mengungkap bahwa perincian semacam itu penting supaya masyarakat bisa mengetahui rinciannya. Dia juga berharap transparansi semacam itu bisa diterapkan lebih luas oleh penyelenggara layanan remitansi.
Menurutnya hal tersebut membuka opsi atau pilihan masyarakat lebih banyak dan industri bisa semakin berkembang. Ke depan, Ellian berharap biaya transfer uang ke luar negeri menggunakan Wise bisa gratis. Namun pihaknya masih berprogress untuk menuju aktualisasinya.
“Tapi masih jauh untuk itu, kalau dari sisi speed mungkin 57 persen itu transfer antar negara kita instan di bawah 20 detik,” katanya.
Wise berdiri pada 2011, mereka melebarkan sayapnya ke Indonesia sejak 2021. Kini Wise memiliki 16 juta pelanggan di seluruh dunia dengan total transaksi £105 miliar per bulan pada tahun fiskal 2023.
Wise mengklaim bahwa total penghematan pelanggan atas transaksi yang terjadi pada 2022 mencapai Rp28 triliun dibanding provider tradisional. Wise Platforms memiliki 70+ global partner, termasuk Bank Mandiri (Indonesia), Shinhan Bank (Korea), dan GMO (Japan).