Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Loyo Sentuh Rp15.721, Bos UOB Indonesia: Masih Aman

Direktur Utama UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan dirinya tak meluhat ada dampak serius atau signifikan meskipun rupiah saat ini melemah.
Direktur Utama UOB Indonesia Hendra Gunawan (tengah) bersama Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Hariyadi B. Sukamdani (kanan), dan Presiden Direktur JAG Lulu Terianto (kiri) berfoto bersama setelah penerima penghargaan The Best CEO di industri perbankan, Kamis (24/8/2023)./Istimewa
Direktur Utama UOB Indonesia Hendra Gunawan (tengah) bersama Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Hariyadi B. Sukamdani (kanan), dan Presiden Direktur JAG Lulu Terianto (kiri) berfoto bersama setelah penerima penghargaan The Best CEO di industri perbankan, Kamis (24/8/2023)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tren nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan belum beranjak dari level Rp15.700, nyatanya tidak memberikan pengaruh pada kinerja PT Bank UOB Indonesia Tbk.

Direktur Utama UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan meskipun terjadi pelemahan rupiah, namun dirinya tak meluhat ada dampak serius atau signifikan. 

“Terjadinya pelemahan rupiah ini seiring dengan pelemahan mata uang Asia Tenggara lainnya, dan kita [UOB Indonesia] tidak melihat dampak yang serius, masih aman,” ujarnya pada Bisnis pekan lalu, (9/10/2023). 

Hal serupa juga diucapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae yang mengatakan kondisi perbankan masih kuat dalam menghadapi pelemahan rupiah.

“OJK maupun perbankan telah melakukan stress test secara rutin untuk mengetahui ketahanan perbankan baik dari sisi solvency maupun liquidity, termasuk memperhitungkan faktor pelemahan rupiah juga disertai pemburukan faktor makroekonomi lainnya dalam skenario utama,” katanya dalam jawaban tertulis, Selasa (10/10/2023).

Adapun, per Agustus 2023, eksposur neto untuk foreign currency di perbankan yang dilihat dari rasio posisi devisa netto (PDN) tergolong rendah, yaitu sebesar 1,72%, jauh dari threshold sebesar 20%.

Menurut Dian, hal ini mengindikasikan bahwa eksposur terbuka bank dalam valuta asing relatif rendah terhadap permodalan bank. 

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto justru merasa tenang dan meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Airlangga mengatakan penguatan dolar AS bukan hanya dialami oleh rupiah, tapi mata uang seluruh dunia.

"Seluruh dunia dolar menguat, jadi bukan cuma Indonesia, jadi kita tenang saja," katanya dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Berdasarkan data Bloomberg pada 15.14 WIB, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,25% atau 39 poin ke Rp15.721 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau melemah 0,13% atau 0,14 poin ke 106,51.

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan dalam sepekan ini. Sebaliknya, perubahan sentimen terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed, rupiah bisa menguat lagi ke arah support Rp15.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper