Destry menyampaikan bahwa sektor properti menjadi tulang punggung, di mana ketika ekonomi mulai pulih, properti lah yang pertama tumbuh menopang ekonomi. Sektor ini sekaligus memiliki forward-dan-backward linkage yang kuat ke sejumlah sektor, termasuk penyerapan lapangan kerja.
“Jadi kami masih melihat sektor properti masih ada ruang tumbuh yang besar sehingga kita memberikan insentif,” katanya dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM): Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan di Four Seasons Hotel, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
BI melihat kinerja properti di China pun saat ini sedang turun di tengah tekanan global, namun Indonesia mampu untuk ekspansi yang tercermin dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencatat angka 10 persen per Agustus 2022. Capaian tersebut meningkat dari posisi di akhir 2022 yang hanya tumbuh 8,17 persen.