Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenangkan Pejuang Cicilan, Dirut BNI: Bank Tak Semena-mena Kerek Bunga Kredit

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan nasabah mesti tenang dan tak perlu khawatir akan kenaikan suku bunga acuan BI ke level 6%.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah merangkak naik 25 basis poin (bps) ke level 6%. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Royke Tumilaar menyebut tren kenaikan suku bunga acuan ini sudah diantisipasi masyarakat dan sejumlah sektor ekonomi. 

Menurutnya, masyarakat sudah tahu tendensi tren suku bunga akan naik. "Ini bukan suatu masalah di banyak sektor, antisipasi sudah dimulai," katanya di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Menurutnya nasabah pun mesti tenang dan tak perlu khawatir akan kenaikan suku bunga acuan ini. "Perbankan tidak akan semena-mena naikan suku bunga. Bank akan lihat dari kondisi nasabah masing-masing," ujarnya.

Menurutnya, dengan tren kenaikan suku bunga acuan BI, termasuk suku bunga Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan tetap di level tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer, sektor perbankan di Indonesia cukup tangguh.

"Kita sudah belajar terhadap krisis keuangan, krisis perbankan, dan krisis global dan kita sangat siap, apalagi dari sisi permodalan perbankan Indonesia cukup tebal, risk management maju, kekuatan perbankan tinggi hadapi tekanan ekonomi global," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, naiknya suku bunga acuan telah diumumkan BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18 Oktober 2023 dan 19 Oktober 2023. Kenaikan ini merupakan yang pertama kali setelah BI menahan suku bunga acuan pada level 5,75% selama 8 bulan terakhir. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini bertujuan untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking.

Selain itu, kebijakan tersebut juga untuk memitigasi dampak global ke imported inflation sehingga inflasi tetap dapat dijaga pada tingkat 2%-4% pada 2023 dan 1,5%-3,5% pada 2024.

Adapun, saat suku bunga acuan BI mengalami kenaikan, suku bunga deposito bank ikut terkerek naik, di mana suku bunga deposito perbankan jangka waktu 1 bulan menjadi 4,28% pada September 2023 dari bulan sebelumnya yaitu 4,23%.

Sementara itu, suku bunga kredit pada September 2023 terjaga di level 9,36% dari bulan sebelumnya, yakni 9,34%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper